HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP TERHADAP MOTIVASI MAHASISWA UNTUK BERTINDAK MENGGUNAKAN KOSMETIK MENGANDUNG MERKURI (Hg) (Studi Kuantitatif di Fakultas dan Program Studi Kesehatan Universitas Jember)
Abstract
Transisi fase remaja menuju masa dewasa memberi dorongan kepada
seseorang untuk merubah kepribadiannya menjadi lebih baik. Salah satu upaya
perubahan penampilan ini diwujudkan dengan cara memakai kosmetik guna
memiliki kulit putih. Namun penggunaan kosmetik dapat berakibat negatif jika
kosmetik yang digunakan ternyata mengandung bahan berbahaya (merkuri) yang
melebihi ambang batas. Adanya temuan oleh Oky pada tahun 2013 bahwa
mahasiswa sebagai kalangan berpendidikan tinggi masih memiliki pemahaman
rendah terhadap kosmetik berbahaya yang berakibat pada pemakaian kosmetik
tersebut. Fakta ini dapat pula terjadi pada kahasiswa Kesehatan Universitas
Jember meskipun pada Fakultas dan Program Studi Kesehatan Universitas Jember
telah diajarkan mata kuliah mengenai dasar-dasar ilmu kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengkaji pengaruh
pengetahuan, sikap terhadap motivasi mahasiswa hingga bertindak menggunakan
kosmetik mengandung merkuri (Hg) di Fakultas dan Program Studi Kesehatan
Universitas Jember. Studi ini dilakukan pada bulan 9 hingga 28 Maret 2015 dan
menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa semester akhir yang menggunakan kosmetik di Fakultas dan Program
Studi Kesehatan Universitas Jember. Sampel minimal yang dapat mewakili
populasi adalah 78 mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik person
produk moment dan regresi linier berganda dengan tingkat kepercayaan 95% (α ).
Karakteristik responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
mahasiswa dengan jenis kelamin perempuan (74,4%) lebih mendominasi
penggunaan kosmetik dibandingkan mahasiswa laki-laki (26,6). Usia pertama kali
menggunakan kosmetik mayoritas terjadi sebelum menempuh jenjang pendidikan
perguruan tinggi yaitu ketika berusia 17 tahun (43,6%) dan sebagian besar usia
awal menggunakan kosmetik ketika telah menempuh pendidikan di perguruan
tinggi adalah saat berusia 18 tahun (21,8%). Hasil dari pengolahan data pada
penelitian ini diketahui bahwa mayoritas mahasiswa memiliki pengetahuan rendah
terkait kosmetik bermerkuri (51,3%), sikap mahasiswa mengenai kosmetik yang
mengandung mekuri dalam kategori negatif (39,7). Selaras dengan pengetahuan
dan sikap tentang kosmetik yang mengandung merkuri, mahasiswa juga memiliki
motivasi (67,9%) dan tindakan (60,3%) dalam kategori negatif. Hasil estmasi
menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan motivasi dalam
penggunaan kosmetik bermerkuri, sikap dengan motivasi dalam penggunaan
kosmetik bermerkuri, dan motivasi dengan tindakan dalam penggunaan kosmetik
bermerkuri. Analisis multivariat menjelaskan bahwa pengetahuan dan motivasi
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap status tindakan mahasiswa dalam
menggunakan kosmetik yang mengandung merkuri.
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu diharapkan pihak
Universitas Jember melakukan kerjasama dengan Organisasi Mahasiswa Jaringan
Mahasiswa Kesehatan Indonesia (ORMAWA JMKI) untuk melakukan sosialisasi
seperti seminar terkait kosmetik yang mengandung merkuri (Hg). Tujuan dari
sosialisasi adalah menambah pemahaman mahasiswa terkait kosmetik yang
mengandung merkuri. Sehingga mahasiswa bisa bertindak lebih selektif dalam
pembelian dan pemilihan kosmetik.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]