Show simple item record

dc.contributor.advisorWahjudi, Pudjo
dc.contributor.advisorRamani, Andrei
dc.contributor.authorUtami, Fajar Rahmawati
dc.date.accessioned2015-12-02T07:22:45Z
dc.date.available2015-12-02T07:22:45Z
dc.date.issued2015-12-02
dc.identifier.nim102110101115
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65868
dc.description.abstractPenyakit tidak menular menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia dan menurut WHO diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya di seluruh dunia. Penyakit stroke merupakan salah satu dari penyakit tidak menular yang menjadi ancaman karena merupakan penyebab kematian nomer tiga di dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Stroke dapat menimbulkan beberapa akibat yang bervariasi pada penderitanya, yaitu pada kejadian stroke berat dapat mengakibatkan kecacatan dan kematian, sedangkan pada penderita stroke yang tidak meninggal, memungkinkan penderita akan mendapatkan serangan stroke berulang (Recurrent Stroke), dementia, dan depresi. Stroke berulang dapat memperburuk keadaan penderita dan meningkatkan biaya perawatan. Penyakit stroke menjadi masalah kesehatan karena menyebabkan kecacatan pada usia dewasa dan setiap tahunnya dilaporkan 15 juta orang menderita stroke di seluruh dunia, serta dilaporkan satu diantara enam orang di seluruh dunia akan terkena stroke dalam hidupnya. Prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari tahun 2007-2013, yaitu dari 8,3‰ menjadi 12,1‰. Setiap tahun diperkirakan 500.000 penduduk di Indonesia menderita serangan stroke, yaitu 25% penduduk diantaranya meninggal dan sisanya mengalami cacat ringan maupun berat. Prevalensi stroke tercatat sebesar 16‰ di Jawa Timur dan cenderung lebih tinggi terjadi di daerah kota daripada di desa, serta terjadi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah. Data rekam medis Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Soebandi Kabupaten Jember, prevalensi kunjungan pasien stroke yang berobat ke poli saraf RSD dr. Soebandi viii meningkat selama kurun waktu 2011-2014, yaitu sebanyak 464-1083 pasien stroke. Tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui karakteristik responden stroke (umur, jenis kelamin), untuk mengetahui gambaran pola makan responden stroke, dan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik, aktivitas merokok, tingkat stres, dan keteraturan berobat responden terhadap kejadian stroke berulang pada penderita stroke di poli saraf RSD dr. Soebandi Jember, Tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan kasus kontrol. Wawancara dilakukan pada 165 responden, yaitu 55 responden sebagai kasus dan 110 responden sebagai kontrol. Wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang variabel-varibel yang diteliti. Variabel bebas penelitian adalah umur, jenis kelamin, status perkawinan, pola makan, aktivitas merokok, aktivitas fisik, stres, dan keteraturan berobat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden kasus dan kontrol paling banyak pada kelompok umur 52-61 tahun, dan jenis kelamin responden mayoritas laki-laki. Pola makan yang diteliti menunjukkan bahwa responden masih sering mengkonsumsi bahan makanan yang dilarang bagi penderita stroke, yaitu minyak kelapa. Uji variabel bebas menunjukkan bahwa aktivitas merokok memiliki hubungan yang sinifikan terhadap kejadian stroke berulang (pvalue= 0,00), dengan didapatkan nilai OR=3,619. Responden kasus menghisap rokok <10 batang setiap harinya, sedangkan responden kontrol menghisap rokok 10-20 batang setiap harinya. Mayoritas responden kasus dan kontrol merokok sejak >10 tahun yang lalu. Aktivitas fisik memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian stroke berulang (p-value=0,00), dengan didapatkan nilai OR=38,745. Mayoritas responden yang melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah kelompok kontrol dan mayoritas responden melakukan jenis aktivitas fisik jalan ringan. Stres memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian stroke berulang (p-value=0,00), dengan didapatkan nilai OR=37,333. Responden kasus memiliki tingkat stres yang tinggi, sedangkan responden kontrol memiliki tingkat stres ringan. Keteraturan berobat memiliki hubungan yang signifikan terhadap stroke berulang (p-value=0,00), dengan didapatkan nilai OR=69,750. Responden kontrol mayoritas lebih teratur dalam melakukan medical check-up dibandingkan dengan responden kasus.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectUPAYA PENCEGAHANen_US
dc.subjectSTROKE BERULANGen_US
dc.titleHUBUNGAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG PADA PENDERITA STROKE (STUDI KASUS PADA PENDERITA STROKE DI POLI SARAF RAWAT JALAN RSD dr. SOEBANDI JEMBER, TAHUN 2014)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record