HUBUNGAN FAKTOR KEGIATAN DI RUMAH TERHADAP PENYAKIT ISPA PADA BALITA (STUDI KASUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSO)
Abstract
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak di negara sedang berkembang, menyebabkan 4 dari 15 juta perkiraan kematian pada anak usia dibawah 5 tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua pertiga kematian tersebut adalah bayi. Lima provinsi di Indonesia dengan ISPA tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur, Papua, Aceh, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur. Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang terdapat banyak kasus ISPA. Data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso, cakupan penemuan kasus ISPA pada tahun 2012 sebesar 35.011 kasus ditemukan/diobati dan turun menjadi 30.534 kasus pada tahun 2013. Salah satu kecamatan di Kabupaten Bondowoso dengan angka terbanyak kasus kejadian ISPA tahun 2013 adalah kecamatan Tenggarang sebanyak 3.971 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor faktor kegiatan di rumah terhadap penyakit ISPA pada balita.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tenggarang Kabupaten Bondowoso. Populasi dalam penelitian ini adalah balita berusia 1–<5 tahun yang bertempat tinggal di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 sampel dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner yang telah ditetapkan, data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso. Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi, frekuensi, dan persentase dari masing–masing variabel yang diteliti. Analisis
ix
bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh masing–masing variabel terikat dengan menggunakan uji Chi Square pada derajat kepercayaan 95% (α = 0,05). Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh secara bersama–sama variabel bebas terhadap variabel terikat, serta melihat variabel bebas mana yang paling besar pengaruhnya terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji regresi logistik ganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan secara signifikan terhadap penyakit ISPA pada balita antara lain keberadaan perokok di dalam rumah, penggunaan obat anti nyamuk, dan keberadaan anggota keluarga lain sedang sakit ISPA, sedangkan variabel bahan bakar untuk memasak dan interaksi balita dengan hewan peliharaan di lingkungan rumah tidak berhubungan secara signifikan terhadap penyakit ISPA pada balita. Variabel yang paling berpengaruh terhadap penyakit ISPA pada balita adalah keberadaan perokok di dalam rumah. Saran yang dapat diberikan kepada orang tua agar tidak merokok di dalam rumah atau dekat dengan balita, menggunakan anti nyamuk yang lebih aman dan tidak menimbulkan pencemaran udara, misalnya menggunakan lotion, raket anti nyamuk, dan kelambu yang bersih serta lebih menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, dan menggunakan masker ketika sedang sakit ISPA.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]