PERBEDAAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA BALITA USIA 1-2 TAHUN DENGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN BUKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA TANGGUL KULON WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANGGUL KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER
Abstract
Perbedaan Kejadian Gizi Lebih pada Balita Usia 1-2 Tahun dengan Riwayat
Pemberian Asi Eksklusif dan Bukan Asi Eksklusif di Desa Tanggul Kulon
Wilayah Kerja Puskesmas Tanggul Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember;
Ely Rahmatika Nugrahani, 112310101038; 2015: xx halaman + 189 halaman;
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Gizi lebih merupakan permasalahan serius di seluruh negara berkembang.
Gizi lebih diakibatkan oleh kurangnya aktivitas yang ditunjukkan dengan adanya
penumpukan lemak secara berlebih dengan nilai standar deviasi > +2SD. Gizi
lebih pada balita berisiko 1,8 kali terjadi pada dewasa. Salah satu yang dapat
mencegah gizi lebih pada balita adalah penggunaan ASI Ekslusif. Kandungan ASI
terdiri atas kolostrum, lemak, karbohidrat, protein, vitamin A, zat besi, seng,
kalsium, mineral, laktoferin, taurin, lactobacillus, dan lisozim, sehingga ASI
merupakan makanan terbaik untuk balita. Hasil studi pendahuluan di dapatkan
data sebanyak 39 balita terbanyak di DesaTanggul Kulon mengalami
permasalahan gizi lebih pada balita usia 1-2 tahun dengan prevalensi sebesar
19,2%, sehingga data tersebut melebihi prevalensi maksimal kejadian gizi lebih di
masyaraat yaitu sebesar >10%.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan balita yang
diberikan ASI eksklusif dengan balita yang tidak diberikan ASI eksklusif terhadap
kejadian gizi lebih Balita Usia 1-2 Tahun di Desa Tanggul Kulon Wilayah Kerja
Puskesmas Tanggul Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Desain penelitian
menggunakan diskriptif analitik dengan retrospectif. Metode pengumpulan
sampel menggunakan total sampling yaitu sebanyak 36 responden, sedangkan 3
responden mengalami ekslusi, dan responden yang mengalami drop out tersebut
masih berada pada nilai rentang yang dapat ditoleransi yaitu sebesar 10% dari
populasi. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah dilakukan
uji validitas di Wilayah Kerja Puskesmas Jombang Kecamatan Jombang
Kabupaten Jember. Data penelitian dianalisis dengan menggnakan uji Fisher
Exact Test untuk mengetahui perbedaan pemberian ASI Eksklusif dan bukan ASI
Eksklusif di Desa Tanggul Kulon Wilayah Kerja Puskesmas Tanggul Kulon
Kecamatan Tanggun Kabupaten Jember.
Hasil penelitian didapatkan kejadian gizi lebih balita dengan riwayat
penggunaan ASI Eksklusif sebanyak 18 balita (50%), dan balita dengan riwayat
penggunaan bukan ASI Eksklusif sebanyak 18 balita (50%). Karakteristik
responden hasil penelitian yang didapatkan pada balita dengan pemberian bukan
ASI Ekslusif, sebagian besar terjadi pada balita dengan jenis kelamin laki-laki
yaitu sebanyak 10 balita (55,6%), dengan usia balita 22 bulan sebanyak 7 balita
(38,9%), dan memiliki nilai gizi > +2SD sebanyak 13 balita (72,2%). Balita tidak
menggunakan obat-obatan sebanyak 17 balita (94,4%), dengan memiliki
keturunan gemuk dari kedua orangtuanya sebanyak 12 balita (66,7%), dan tidak
memiliki kecacatan sebanyak 18 balita (100%), serta memiliki riwayat tidak
diberikan ASI sama sekali sebanyak 13 balita (72,2%). Balita sebagian besar tidak
diberikan IMD sebanyak 12 balita (66,7%), dengan usia ibu >30 tahun sebanyak
10 orang (55,6%), dan berpendidikan tamat SMU/sederajat sebanyak 8 orang
(44,4%). Ibu balita sebagian besar tidak bekerja sebanyak 10 orang (55,6%), serta
memiliki penghasilan perbulan sebesar < Rp 1.000.000,00 sebanyaak 11 orang
(61,1%).
Karakteristik responden dengan riwayat penggunaan ASI Eksklusif,
sebagian besar terjadi pada balita laki-laki sebanyak 11 balita (61,6%), dengan
usia 12, 18, dan 22 bulan sebanyak 3 balita (16,7%), dan memiliki nilai gizi
>+2SD sebanyak 12 balita (66,7%). Balita sebagian besar tidak menggunakan
obat-obatan sebanyak 18 balita (100%), memiliki keturunan gemuk dari kedua
orang tuanya sebanyak 10 balita (55,6%), dan tidak memiliki kecacatan sebanyak
18 balita (100%). Balita sebagian besar menggunakan ASI saja sebanyak 18 balita
(100%), tidak diberikan IMD sebanyak 10 balita (55,6%), dengan usia ibu ≤ 30
tahun sebanyak 10 orang (55,6%), dan berpendidikan SMU/sederajat yaitu
sebanyak 8 orang (44,4%). Balita sebagian besar memiliki ibu yang tidak bekerja
dan bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 7 orang (38,9%), serta memiliki
penghasilan perbulan sebanyak Rp 1.000.000,00 – Rp 3.000.000,00 yaitu 13
orang (72,2%).
Hasil analisa uji Fisher Excat Test diperoleh nilai p value sebesar 1,000
dengan taraf signifikan sebesar 0,05. Nilai p value tersebut lebih besar dari nilai
taraf signifikan (1,000 > 0,05), yang berarti tidak ada perbedaan kejadian gizi
lebih pada balita usia 1-2 tahun dengan riwayat pemberian asi eksklusif dan bukan
asi eksklusif di Desa Tanggul Kulon Wilayah Kerja Puskesmas Tanggul
Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]