VIABILITAS SEL NEUTROFIL YANG DIINKUBASI DENGAN EKSTRAK DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) DAN DIPAPAR LIPOPOLISAKARIDA (LPS)
Abstract
Inflamasi merupakan suatu respon fisiologis terhadap kerusakan jaringan akibat
infeksi, toksin bakteri, maupun adanya antigen yang menstimulasi respon imunologis.
Salah satu penyebab terjadinya inflamasi adalah lipopolisakarida (LPS) yaitu
endotoksin pada bakteri Gram negatif.
Ketika terjadi invasi bakteri ke dalam tubuh, neutrofil sebagai garis pertahanan
tubuh yang pertama akan melakukan kemotaksis ke tempat bakteri berada. Neutrofil
akan membunuh bakteri dengan membentuk fagolisosom dan mengeluarkan oksidan
seperti hidrogen peroksida, nitrogen monoksida, dan radikal oksigen. Apabila oksidan
yang dikeluarkan neutrofil berlebihan, dan fagolisosom gagal membunuh bakteri,
maka proses ini akan menyebabkan neutrofil lisis dan fungsi selnya rusak, sehingga
viabilitas sel neutrofil tidak dapat dipertahankan.
Tanaman obat sebagai terapi alternatif mempunyai efek samping yang lebih
kecil dibandingkan obat kimia. Contoh tanaman obat yang dapat digunakan untuk
mengatasi keradangan adalah daun singkong. Daun singkong memiliki kandungan
flavonoid, saponin, tannin, dan vitamin C. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
flavonoid, tannin, dan vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang dapat
meningkatkan viabilitas sel neutrofil karena dapat menurunkan tingkat reaksi oksidasi
ketika terjadi proses inflamasi, sedangkan saponin yang berinteraksi dengan bakteri
akan meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri sehingga bakteri lisis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui viabilitas sel neutrofil yang
diinkubasi dengan ekstrak daun singkong (Manihot esculenta) dan dipapar
lipopolisakarida (LPS).
Jenis penelitian adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian
adalah the post-test only control group design. Penelitian dilaksanakan di
Laboratorium Bio Science Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember. Sampel
yang digunakan adalah isolat neutrofil yang dibagi menjadi empat kelompok
perlakuan yaitu, kelompok I adalah isolat neutrofil tanpa inkubasi ekstrak daun
singkong dan paparan LPS (kontrol negatif), kelompok II adalah isolat neutrofil
dengan paparan LPS (kontrol positif), kelompok III adalah isolat neutrofil yang
diinkubasi ekstrak daun singkong 12,5% dan dipapar LPS (P1), dan kelompok IV
adalah isolat neutrofil yang diinkubasi ekstrak daun singkong 25% dan dipapar LPS
(P2).
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) antar semua
kelompok penelitian, kecuali pada kelompok kontrol negatif dan kelompok P1.
Kesimpulan hasil penelitian ini, ekstrak daun singkong (Manihot esculenta)
dapat meningkatkan viabilitas sel neutrofil yang dipapar LPS dan viabilitas sel
neutrofil pada kelompok dengan inkubasi ekstrak daun singkong 25% lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok inkubasi ekstrak daun singkong 12,5%.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]