dc.description.abstract | Fisika tidak hanya berisi rumus yang perlu dihafal, tetapi perlu adanya
konsep yang harus ditanamkan kepada siswa melalui keterlibatannya secara
langsung selama proses belajar mengajar di kelas. Fisika merupakan bagian dari
sains yang pada hakikatnya mencakup tiga hal yaitu produk ilmiah, proses ilmiah,
dan sikap ilmiah. Data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dan wawancara
dengan guru bidang studi fisika di SMA Negeri 1 Jenggawah, menunjukan bahwa
aktivitas belajar fisika siswa kelas X masih rendah. Berdasarkan hasil observasi,
hanya 31.39 % siswa yang akif memperhatikan penjelasan guru. Ketuntasan hasil
belajar fisika siswa kelas X juga tergolong rendah. Berdasarkan hasil observasi
ketuntasan hasil belajar siswa hanya mencapai 26.90 %. %. Fakta ini menunjukan
bahwa ketuntasan hasil belajar fisika masih tergolong rendah. Salah satu model
pembelajaran yang mendukung yaitu model Children Learning In Science (CLIS)
disertai LKS berbasis multirepresentasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mengkaji pengaruh model CLIS
(Children Learning in Science) disertai LKS berbasis Multirepresentasi terhadap
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Jenggawah,
(2) mengkaji pengaruh model Children Learning In Science (CLIS) disertai LKS
berbasis Multirepresentasi terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika
di SMA Negeri 1 Jenggawah. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen
dengan tempat penelitian ditentukan menggunakan purposive sampling area.
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jenggawah. Responden penelitian
ditentukan setelah dilakukan uji homogenitas. Penentuan sampel penelitian
dengan purposive sampling. Rancangan penelitian menggunakan Postest-Only
Control Group design. Metode pengumpulan data penelitian adalah dokumentasi,
viii
tes, lembar observasi, dan wawancara. Analisis data menggunakan uji t yaitu
independent sample t test dengan bantuan SPSS 16.
Hasil analisis Independent-Sample T-test untuk menguji hipotesis
penelitian 1 pada pertemuan pertama diperoleh nilai signifikansi (1-tailed) sebesar
0.000 menunjukkan bahwa nilainya kurang dari 0.05, sehingga hipotesis nihil (Ho)
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan kata lain skor ata-rata
aktivitas belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Untuk
pertemuan kedua diperoleh hasil analisis Independent-Sample T-test nilai
signifikansi (1-tailed) sebesar 0.000 menunjukkan bahwa nilainya kurang dari
0.05, sehingga hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Dengan kata lain skor rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen lebih baik
dari pada kelas kontrol. Untuk menguji hipotesis penelitian 2 dari hasil analisis
Independent-Sample T-test pada pertemuan pertama diperoleh nilai signifikansi
(1-tailed) sebesar 0.0015 menunjukkan bahwa nilainya kurang dari 0.05 atau
0.0015 ≤ 0.05, sehingga hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
diterima. Dengan kata lain nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen
lebih baik dari pada kelas kontrol. Untuk pertemuan kedua diperoleh hasil analisis
Independent-Sample T-test nilai signifikansi (1-tailed) sebesar 0.0095
menunjukkan bahwa nilainya kurang dari 0.05 atau 0.0095 ≤ 0.05, sehingga
hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan kata lain
nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas
kontrol.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dari penelitian
ini adalah: (1) model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) disertai
LKS berbasis Multirepresentasi berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Jenggawah. (2) model pembelajaran
Children Learning in Science (CLIS) disertai LKS berbasis Multirepresentasi
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMA
Negeri 1 Jenggawah. | en_US |