IDENTIFIKASI BAKTERI RONGGA MULUT PADA BASIS AKRILIK FULL DENTURE BERDASARKAN BENTUK DAN PEWARNAAN GRAM DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER
Abstract
Rongga mulut merupakan pintu gerbang masuknya berbagai macam mikroorganisme ke dalam tubuh. Jenis dan jumlah dari bakteri tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya air, makanan, suhu dan variasi lingkungan. Penggunaan gigi tiruan pada rongga mulut dapat meningkatkan jumlah bakteri dan menimbulkan terbentuknya plak yang disebabkan karena terjadinya kontak antara basis gigi tiruan dengan mukosa rongga mulut. Hal tersebut dapat menyebabkan terhalangnya pembersihan secara alami oleh lidah dan saliva. Plak terdiri dari beberapa mikroorganisme dimana satu gram plak mengandung 1011 bakteri. Untuk mengurangi bakteri tersebut dapat digunakan pembersih gigi tiruan seperti denture cleanser. Cara menentukan denture cleanser yang tepat yaitu dengan melakukan identifikasi bakteri untuk mengetahui jenis bakteri yang terdapat di dalamnya. Identifikasi bakteri dapat dilihat dengan beberapa cara diantaranya dilihat berdasarkan bentuk dan pewarnaan Gram.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilaksanakan di bagian Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember pada tanggal 20-21 November 2014. Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik random sampling atau secara acak dan diperoleh total sampel sebanyak 8 sampel. Setelah sampel diperoleh kemudian sampel diberikan penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan dan jika pasien setuju untuk dijadikan sampel maka diinstruksikan untuk mengisi informed consent. Setelah itu pengambilan sampel dilakukan dengan swab pada daerah palatal dan dimasukkan dalam larutan PBS (Phosphat Buffer Saline) dan dilakukan pengenceran serta dilakukan pengembangbiakan bakteri dalam inkubator untuk bakteri aerob dan dalam desikator untuk menciptakan suasana anaerob. Penanaman dilakukan selama 24 jam dan setelah itu dilakukan pembuatan preparat. Setelah pembuatan preparat kemudian dilakukan pewarnaan Gram untuk membedakan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Setelah pewarnaan Gram kemudian dilakukan pengamatan dibawah mikroskop binokuler dengan pembesaran 1000x.
Setelah dilakukan pengamatan diperoleh data penelitian kemudian dilakukan analisis data. Data hasil penelitian menujukkan bahwa bakteri anaerob lebih banyak ditemukan daripada bakteri aerob. Hal tersebut dikarenakan bakteri anaerob dapat tumbuh pada keadaan yang sedikit oksigen yang mungkin dipengaruhi oleh daerah pengambilan sampel yang dilakukan pada daerah palatal. Daerah palatal merupakan daerah kontak antara basis gigi tiruan dengan mukosa rongga mulut yang hampir tidak terdapat celah diantaranya, sehingga menimbulkan sedikit ketersediaan oksigen pada daerah tersebut. Faktor yang kedua disebabkan karena pH yaitu bakteri anaerob dapat tumbuh pada pH yang asam dengan pH optimal berkisar 6,2 dan hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi pasien dapat menimbulkan suasana asam dalam rongga mulut.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bakteri yang banyak ditemukan pada basis gigi tiruan akrilik pasien adalah bakteri anaerob daripada bakteri aerob. Perbandingan persentase bakteri tersebut adalah 61,43% untuk bakteri anaerob dan 38,56% untuk bakteri aerob.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]