dc.description.abstract | Rokok tidak secara langsung menjadi penyebab kematian seseorang,
namun zat-zat yang terkandung dalam rokok terbukti menjadi penyebab utama
berbagai penyakit kronis. Kebijakan pemerintah yang mengharuskan adanya
gambar seram pada bungkus rokok berdampak bagi perusahaan yakni omzet
penjualan produk rokok turun 10 persen. Industri rokok gencar menyerbu dengan
berbagai iklan dan mensponsori kegiatan seperti musik, olahraga yang diadakan
oleh mahasiswa bahkan menyediakan beasiswa. Remaja merupakan salah satu
sasaran yang dituju oleh industri rokok. Mahasiswa bisa disebut sebagai remaja
yang termasuk dalam kategori umur 15-24 tahun. Mahasiswa selaku pemuda
adalah calon pemimpin masa depan. Artinya, baik buruknya masa depan bangsa
di masa datang ditentukan oleh pemuda masa kini. Mahasiswa yang akrab dengan
sebutan agent of change ternyata masih banyak yang melakukan kebiasaan yang
tanpa disadari merupakan gejala sosial yang dapat memicu ke arah terbentuknya
masalah sosial. Ada banyak alasan yang melatarbelakangi perilaku merokok pada
remaja. Secara umum, bahwa perilaku merokok merupakan fungsi dari
lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktorfaktor
dari dalam diri, juga disebabkan faktor lingkungan. Faktor dari dalam
remaja dapat dilihat dari kajian perkembangan remaja. Perilaku merokok pada
mahasiswa bisa disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi. Persepsi adalah
kemampuan individu untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan
atau kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan. Persepsi pada setiap
individu berbeda-beda sesuai dengan harapan, pengalaman, serta motivasi pada
diri individu itu sendiri. Oleh karena iu, faktor persepsi inilah yang menyebabkan
ix
adanya perbedaan cara pandang mahasiswa tentang dampak merokok terhadap
kesehatan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sehingga metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini populasi
penelitiannya adalah semua mahasiswa yang terdaftar aktif di Universitas Jember.
Pengambilan subjek penelitian dilaksanakan berdasarkan populasi dan sesuai
dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Dalam
penentuan sampel, peneliti menggunakan cluster random sampling (proportional
sample) dengan sampel sebanyak 94 responden. Variabel penelitian dalam
penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, status pendidikan, jumlah rokok yang
dikonsumsi per hari, pengetahuan tentang rokok dan bahayanya, dan perhatian
terhadap media promosi kesehatan berupa gambar di kemasan rokok serta sikap
terhadap media promosi kesehatan bergambar di kemasan rokok. Hasil dalam
penelitian ini bahwa pengetahuan dan perhatian memiliki nilai yang sedang,
sedangkan sikap responden memiliki sikap negatif. Media promosi kesehatan
bergambar dikemasan rokok dibahas berdasarkan teori AIDDA dan teori
perubahan perilaku menurut WHO.
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini bagi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia diharapkan dapat mencamtumkan hotline atau
saluran telepon yang dapat memberikan pelayanan bagi masyarakat yang
membutuhkan pelayanan konseling khusus tentang informasi yang berkaitan
dengan media promosi kesehatan bergambar pada kemasan rokok. Bagi Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember dapat melakukan kerjasama lintas sektoral terkait
penelitian dalam upaya menangani permasalahan rokok di kalangan masyarakat.
Kerjasama lintas sektoral bisa dengan pihak Universitas Jember sebagai lembaga
tinggi di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Sedangkan untuk
penelitian selanjutnya, guna memperkaya kajian terkait masalah rokok dan
pengaruh media di kemasan rokok secara mendalam. Penelitian dapat dilakukan
secara kualitatif mengenai gambaran self esteem (harga diri) perokok di kalangan
mahasiswa. | en_US |