dc.description.abstract | Penyakit jantung koroner merupakan salah satu bentuk utama penyakit
kardiovaskuler (penyakit jantung dan pembuluh darah), menjadi penyebab
kematian pertama di dunia. Diagnosis penyakit kronis seperti penyakit jantung
koroner dapat menghasilkan ketakutan ekstrem atau depresi, saat pasien
menyadari bahwa aktivitasnya akan terganggu oleh penyakit. Seseorang dalam
kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu
membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali Sang Pencip`ta. Oleh sebab itu,
mereka akan mencari dukungan spiritual. Kebutuhan spiritual merupakan
kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh manusia, karena apabila seseorang dalam
keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun semakin dekat
Penelitian ini bertujan untuk mengetahui gambaran bimbingan ruhani
Islam dalam membangun kondisi kesehatan mental pasien penyakit jantung
koroner di ruang rawat inap RSD. dr. Soebandi Jember. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan di RSD. dr.
Soebandi Jember. Penentuan informan dengan cara purposive sampling. Informan
penelitian yang berhasil diperoleh sejumlah 8 (delapan) orang yang terdiri 1
informan kunci yaitu petugas bimbingan ruhani Islam, 3 orang informan utama
yaitu pasien PJK dan 4 orang informan tambahan yang terdiri dari 3 keluarga
pasien PJK yang menjadi informan utama dan 1 perawat di ruang kamar pasien di
rawat. Teknik perngumpulan data penelitian ini dengan teknik wawancara
mendalam, triangulasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh disajikan dalam
ix
bentuk deskripsi lengkap yang sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh
informan pada saat wawancara.
Kesimpulan penelitian ini bahwa pelaksanaan bimbingan ruhani Islam di
RSD. dr. Soebandi Jember, menggunakan metode langsung dan metode tidak
langsung, materi yang disampaikan berkaitan dengan spiritual, moral dan akhlaq,
serta fisik (jasmaniah). Pelayanan bimbingan ruhani Islam mendapatkan perhatian
dari pasien penyakit jantung koroner dan pasien mengerti tentang isi pesan, serta
pasien dapat menerima kehadiran petugas bimbingan ruhani Islam dan mengikuti
bimbingan.
Kondisi kesehatan mental pasien PJK sebelum mendapat bimbingan
ruhani Islam merasa terkejut, takut, khawatir, Kondisi sesudah mendapat
bimbingan, pasien merasa lebih baik dan merasa lebih tenang dan nyaman dalam
mengahadapi kondisi sakitnya.
Sikap pasien sebelum mendapatkan bimbingan ruhani Islam, mereka
belum bisa menerima ujian berupa sakit yang dialaminya, dan sikap sesudah
mendapatkan bimbingan ruhani Islam, mereka sudah dapat menerima ujian berupa
sakit yang dideritanya, dan membuat perasaannya lebih tenang.
Tindakan pasien sebelum mendapatkan bimbingan ruhani Islam tidak
melakukan apa-apa untuk mengatasi masalah kesehatan mentalnya. Tindakan
sesudah mendapatkan bimbingan ruhani Islam, pasien mengatasi masalah
kesehatan mentalnya dengan membaca istighfar, mempelajari buku Pedoman
Tuntunan keruhanian Islam untuk Pasien yang diberikan oleh petugas bimbingan
ruhani Islam, serta pasien lebih berikhtiar dengan cara berobat kepada doker.
Saran untuk penelitian ini bagi petugas bimbingan ruhani Islam yaitu
melanjutkan pelayanan bimbingan ruhani Islam, meningkatkan intensitas waktu
kunjungan, meningkatkan pengetahuan perawat dan tenaga medis lainnya,
melakukan kunjungan kembali untuk mengobservasi pasca memberikan
bimbingan. Bagi Perawat, perlu peningkatan memberikan motivasi spiritual. | en_US |