dc.description.abstract | Pengaruh Therapeutic Exercise Walking Terhadap Kualitas Tidur Klien
dengan Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) di Poli Spesialis Paru B
Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember; Dini Dian Flowerenty, 112310101022;
2015; 160 halaman; Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan penyakit yang
disebabkan adanya hambatan aliran udara pernafasan yang bersifat reversibel
sebagian dan progesif. PPOK memiliki gejala utama yaitu sesak nafas, batuk, dan
produksi sputum meningkat. Pada tahap lebih lanjut, PPOK mengakibatkan
toleransi aktivitas terganggu, kelelahan, kehilangan nafsu makan, kehilangan berat
badan, dan gangguan tidur. Terjadinya gangguan tidur pada klien PPOK dapat
mempengaruhi kualitas tidur. Kualitas tidur terdiri dari beberapa komponen,
antara lain lama waktu tidur, gangguan tidur, masa laten tidur, disfungsi tidur pada
siang hari, efisiensi tidur, kualitas tidur subjektif, dan penggunaan obat tidur.
Salah satu aspek dalam penatalaksanaan PPOK adalah rehabilitasi. Rehabilitasi
yang dapat memperbaiki kondisi, mengurangi gejala, meningkatkan kualitas
hidup, meningkatkan perasaan tentram dan rileks, serta membantu istirahat tidur
lebih baik pada klien PPOK adalah latihan fisik salah satunya dengan therapeutic
exercise walking. Therapeutic Exercise Walking merupakan tindakan berjalan
biasa dengan tangan diayun sesuai irama jalan selama 12 kali sesuai ketentuan.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh menganalisa pengaruh
therapeutic exercise walking terhadap kualitas tidur pada klien PPOK di Poli
Spesialis Paru B Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian quasi experimental dengan desain penelitian
randomized pretest posttest with control group design. Teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik probability sampling yaitu simple random sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang dengan 3 orang reponden yang drop out
dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan latihan pada
waktu pelaksanaan therapeutic exercise walking, sehingga jumlah sampel yang
x
tersisa yaitu 27 orang dan terbagi menjadi 12 orang pada kelompok perlakuan dan
15 orang pada kelompok kontrol. Analisis data menggunakan uji Paired T-test
dan Independent T-test. Uji Paired T-test digunakan untuk mengetahui perbedaan
kualitas tidur sebelum dan sesudah pemberian therapeutic exercise walking pada
kelompok perlakuan dan mengetahui perbedaan kualitas tidur saat observasi awal
dan observasi akhir pada kelompok kontrol. Uji Independent T-test digunakan
untuk mengetahui perbedaan kualitas tidur antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol.
Hasil analisis data menggunakan uji Paired T-test diperoleh nilai p pada
kelompok perlakuan sebesar 0,000 dan 0,262 pada kelompok kontrol. Nilai p pada
kelompok perlakuan menunjukkan < α (α = 0,05) yang berarti ada perbedaan
kualitas tidur sebelum dan sesudah pemberian therapeutic excercise walking pada
kelompok perlakuan, sedangkan pada kelompok kontrol nilai p menunjukkan > α
(α = 0,05) yang berarti tidak ada perbedaan kualitas tidur saat observasi awal dan
observasi akhir pada kelompok kontrol. Hasil analisis data menggunakan uji
Independent T-test diperoleh nilai p < α (α = 0,05) yaitu sebesar 0,000 yang
berarti ada perbedaan kualitas tidur antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol, atau dengan kata lain ada pengaruh therapeutic exercise walking terhadap
kualitas tidur.
Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh therapeutic exercise
walking terhadap kualitas tidur klien PPOK di Poli Spesialis Paru B Rumah Sakit
Paru Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan therapeutic
exercise walking dapat diterapkan sebagai salah satu metode dalam memberikan
asuhan keperawatan pada klien PPOK dalam memperbaiki kualitas tidur, sehingga
diharapkan klien dapat melakukan therapeutic exercise walking secara mandiri. | en_US |