dc.description.abstract | Pengaruh Latihan Senam Diabetes Melitus terhadap Status Kardiovaskuler
pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Desa Rambipuji Kecamatan
Rambipuji Kabupaten Jember; Devintania K.N.H., 112310101017; 2015; 183
halaman; Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik yaitu kenaikan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang
membutuhkan perawatan medis berkelanjutan dan pendidikan pengelolaan diri
pasien yang sedang berlangsung, serta dukungan untuk mencegah komplikasi
jangka pendek (akut) dan mengurangi risiko komplikasi jangka panjang (kronis).
Komplikasi kronis menyebabkan komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler.
Komplikasi makrovaskuler meliputi penyakit arteri koroner dan penyakit
serebrovaskuler seperti stroke, penyakit arteri koroner dan penyakit vaskuler
perifer. Manifestasi dari komplikasi makrovaskuler adalah hipertensi, takikardi
serta penyakit arteri perifer. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas
Rambipuji di dapatkan bahwa dari lima orang yang mengikuti perkumpulan
lansia, tiga orang mengalami hipertensi, sedangkan untuk pengukuran nilai ABI
didapatkan 1 orang dalam rentang dibawah normal, 2 orang dalam rentang
obstruksi ringan, serta 5 orang nadi dalam rentang normal. Terdapat 4 pilar utama
penatalaksanaan DM tipe 2 yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani dan
intervensi farmakologis. Salah satu latihan jasmani yang dapat dilakukan oleh
klien DM tipe 2 adalah latihan senam diabetes melitus. Hasil wawancara yang
dilakukan dengan petugas kesehatan di Puskesmas Rambipuji pada bulan Februari
2015 bahwa belum ada program khusus terkait latihan jasmani pada klien DM tipe
2 di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji.
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh latihan
senam diabetes melitus terhadap status kardiovaskuler pasien diabetes melitus tipe
2 di Desa Rambipuji Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember. Status
kardiovaskluer dari penelitian ini diukur menggunakan indikator tekanan darah,
x
nadi dan ankle brachial index (ABI). Penelitian ini menggunakan metode
penelitian quasyexperiment dengan metode pendekatan randomized control group
pretest and postest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
probability sampling yaitu simple random sampling dengan jumlah sampel 2 yaitu
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan besar sampel sebanyak 30
orang yang terbagi menjadi 15 responden pada masing-masing kelompok.
Analisis data menggunakan uji t dependen dan t independen. Uji t dependen
digunakan untuk mengetahui status kardiovaskuler sebelum dan setelah dilakukan
senam diabetes melitus pada kelompok yang mendapat senam diabetes melitus
dan status kardiovaskuler pada saat sebelum dan setelah pada kelompok yang
tidak mendapat senam diabetes melitus. Uji t independen dengan 95% CI
digunakan untuk mengetahui perbedaan status kardiovaskuler antara kelompok
yang mendapat senam diabetes melitus dan kelompok yang tidak mendapat senam
diabetes melitus.
Hasil analisis menggunakan uji t dependen diperoleh nilai p pada
kelompok perlakuan sebesar (psistolik = 0,005; pdiastolik = 0,045; pnadi = 0,012; pABI =
0,000) dan (psistolik = 0,039; pdiastolik = 0,046; pnadi = 0,035; pABI = 0,004) pada
kelompok kontrol. Nilai p pada kedua kelompok tersebut < α (α = 0,05) yang
berarti ada perbedaan status kardiovaskuler sebelum dan sesudah pemberian
senam diabetes melitus pada kelompok perlakuan dan ada perbedaan status
kardiovaskuler saat observasi awal dan observasi akhir pada kelompok kontrol.
Hasil analisis data menggunakan uji t independen diperoleh nilai p < α (α = 0,05)
yaitu sebesar (psistolik = 0,001; pdiastolik = 0,047; pnadi = 0,032; pABI = 0,000) yang
berarti ada perbedaan stasus kardiovaskuler antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol, atau dengan kata lain ada pengaruh senam diabetes melitus
terhadap status kardiovaskuler.
Kontraksi otot saat senam yang membutuhkan energi ATP sehingga terjadi
peningkatan kepekaan reseptor insulin otot dan pertambahan reseptor insulin otot
pada saat melakukan latihan jasmani. Senam diabetes melitus menyebabkan
peningkatan aliran darah, menyebabkan lebih banyak jala-jala kapiler terbuka
sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan menjadi lebih aktif (non
xi
insulin dependent) sehingga kadar gula darah dapat terkontrol dan meningkatkan
aliran darah kemudian berpengaruh pada status kardiovaskuler.
Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh latihan senam diabetes
melitus terhadap status kardiovaskuler pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Desa
Rambipuji Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil penelitian
ini, diharapkan latihan senam diabetes melitus dapat diterapkan oleh perawat
sebagai implementasi asuhan keperawatan sebagai upaya pencegahan terjadinya
komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler pada klien DM tipe 2. Senam
diabetes melitus perlu dibuatkan standar operasional prosedur (SOP) sebagai dasar
acuan dalam menerapkannya. | en_US |