dc.description.abstract | Dampak kebijakan defisit anggaran pemerintah menjadi perdebatan dalam
perekonomian, setelah munculnya Ricardian Equivalence Hypothesis pada tahun
1989, yang dikemukakan oleh Barro. Berdasarkan teori RE, kebijakan pemerintah
dengan peningkatan pengeluaran pemerintah dan pemotongan pajak, berdampak
netral terhadap konsumsi. Hal ini menjadi penting untuk dianalisis di Indonesia,
mengingat defisit anggaran Indonesia terjadi pada setiap periode, bahkan diterapkan
sejak Orde Baru. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya
fenomena Ricardian equivalence pada Indonesia dengan mengestimasi pengaruh
pendapatan (GDP), simpanan domestik, dan komponen kebijakan defisit anggaran
yang terdiri dari defisit anggaran, pengeluaran pemerintah, dan utang pemerintah
terhadap konsumsi, dan apakah perbedaan kebijakan antara pemerintahan Orde Baru
dan pemerintahan Orde Reformasi berpengaruh terhadap komponen kebijakan defisit.
Karena komponen kebijakan defisit anggaran sebagai variabel bebas dari model
fungsi konsumsi dipengaruhi oleh variabel lain diluar model fungsi konsumsi, maka
untuk mengestimasi model tersebut menggunakan metode Two Stage Least Square
(TSLS). Hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan kebijakan antar pemerintahan
Orde Baru dan pemerintahan Reformasi tidak signifikan mempengaruhi komponen
kebijakan defisit anggaran, dan RE terjadi pada Indonesia. | en_US |