dc.description.abstract | Tanah berasal dari pelapukan batuan yang prosesnya dapat secara kimia
maupun fisik dan dibedakan berdasarkan ukuran butiran partikel tanah yaitu kerikil,
pasir, lanau dan lempung. Tanah mempunyai peranan penting dalam perencanaan
kontruksi sebuah bangunan sipil sebagai pendukung pondasi bangunan. Oleh karena
itu sebelum didirikan suatu kontruksi bangunan diperlukan pengetahuan tentang sifatsifat
dasar tanah agar dapat mendukung bangunan di atasnya, salah satunya adalah
kekuatan geser tanah. Kekuatan geser tanah adalah kemampuan tanah untuk menahan
keruntuhan di dalam tanah, dan faktor yang mempengaruhinya yaitu jenis tanah
(kohesif dan non kohesif). Di Perumahan Istana Tidar Regency masih banyak lahan
kosong yang belum didirikan bangunan. Tujuan penelitian mengetahui jenis tanah di
Perumahan Istana Tidar Regency Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember dengan
menggunakan metode geolistrik resistivitas 3D dan uji geser langsung.
Pengambilan data dengan metode geolistrik resistivitas 3D dilakukan dengan
menginjeksikan arus listrik ke dalam permukaan bumi, dengan menggunakan 4 buah
elektroda, yaitu 2 buah elektroda arus dan 2 buah elektroda potensial. Penggambaran
distribusi resistivitas 3D mampu menampilkan citra penyebaran resistivitas secara
vertikal maupun horisontal. Konfigurasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
konfigurasi pole-pole. Setelah didapatkan data resistivitas selanjutnya dilakukan
inversi dengan menggunakan software Res3Dinv yang menghasilkan citra distribusi
resistivitas dalam penampang horisontal maupun vertikal. Setelah didapatkan hasil gambaran distribusi resistivitas geolistrik kemudian ditentukan titik pengambilan
sampel tanah, tanah diambil dengan menggunakan alat pencuplik tanah, kemudian
sampel tanah di uji menggunakan alat uji geser langsung. Dari data uji geser langsung
didapatkan nilai kohesi (c) dan sudut geser (), dari nilai tersebut akan didapatkan
jenis tanah kohesif dan non kohesif.
Hasil penelitian dengan metode geolistrik didapatkan nilai resistivitas yaitu
(0,32 – 223) m dan kedalaman yang dicapai adalah 17,4 meter. Pada kedalaman (0
– 1,4) meter, citra warna yang dihasilkan dominan dengan warna merah, coklat dan
orange dengan nilai resistivitas (34,3 – 87,6) m jenis tanah yang dihasilkan adalah
lanauan dan pasiran. Pada kedalaman (1,5 – 12,3) meter, citra warna yang dihasilkan
dominan dengan warna hijau muda dan hijau tua yang memiliki nilai resistivitas (2,1
– 13,5) m diduga jenis tanahnya yaitu jenis tanah lempung basah lembek, lempung
lanauan, dan tanah lanauan basah lembek. Pada kedalaman (12,3 – 17,4) meter
dengan nilai resistivitas (0,32 – 2,1) m diduga terdapatnya akuifer air tanah. Setelah
didapatkan hasil geolistrik selanjutnya dilakukan pengambilan sampel tanah pada
kedalaman (2 – 2,5) meter. Hasil jenis tanah dari data geolistrik dan uji geser
langsung di titik 1 dengan nilai resistivitas (13,5 – 34,3) m dan sudut geser 40o
yaitu lempung lanauan, tanah lanauan basah lembek, tanah lanauan, pasiran, pasiran
agak bersudut. Titik 2 dengan nilai resistivitas (5,3) m dan sudut geser 25o jenis
tanah yang dihasilkan yaitu lempung lanauan, tanah lanauan basah lembek, dan pasir
lanauan. Titik 3 nilai dengan nilai resistivitas (5,3 – 13,5) m dan sudut geser 32o
jenis tanah yang dihasilkan yaitu lempung lanauan, tanah lanauan basah lembek,
lempung, lanauan, pasir lanauan, pasir agak bersudut. Dari hasil geolistrik dan
pengujian sampel tanah dapat disimpulkan bahwa lokasi penelitian didominasi
dengan tanah lempung, tanah lempung lanauan, lanauan, pasir lanauan dan tanah
pasiran yang berarti banyak mengandung butiran halus yang disebut tanah kohesif.
Tanah kohesif hanya dapat digunakan untuk keperluan kontruksi bangunan ringan
dengan beban yang tidak terlalu besar, seperti bangunan satu tingkat atau dua tingkat. | en_US |