dc.description.abstract | UU No. 5 Tahun 1994 menjelaskan bahwa keanekaragaman hayati
adalah keanekaragaman makhluk hidup dari berbagai habitat diantaranya
daratan dan lautan. Mereka tergabung dalam spesies, sehingga menghasilkan
hubungan yang erat antara spesies dan ekosistemnya. Hal ini dikarenakan,
keanekaragaman hayati mencakup keanekaragaman gen, spesies, dan ekosistem
yang berimplikasi pada kesadaran bermasyarakat yang bertanggung jawab
untuk menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati dalam suatu Negara.
Proses membentuk masyarakat yang peduli terhadap keanekaragaman hayati
terlebih pada dunia tumbuhan untuk para generasi muda dapat melalui suatu
pembelajaran yang berbasis pada kearifan lokal (Utama, 2011:2).
Kearifan lokal merupakan suatu gagasan konseptual yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat. Kearifan lokal telah menjadi tradisi turuntemurun
dan membentuk sebuah warisan kebudayaan (Antariksa, 2009:1).
Menurut bapak Hasnan Singodimayan salah seorang budayawan Banyuwangi
(dalam Permana, 2009), suku yang masih memegang teguh kearifan lokalnya
adalah suku Using. Nilai budaya yang masih dianut suku Using ini memiliki
keunikan dan karakter yang berbeda dari daerah lain di Jawa Timur. Kuatnya
budaya dan tradisi yang dipegang teguh oleh masyarakat Using menjadi daya
tarik utama yang diandalkan oleh pemerintah Banyuwangi untuk menarik
wisatawan. Salah satu upaya untuk menjaga warisan leleuhurnya masyarakat
Using masih menggunakan tanaman tertentu dalam kehidupan sehari-hari baik
ix
sebagai obat, bahan pangan, bahan kerajinan, bahan untuk membuat rumah,
bahan pestisida alami, bahan pengawet alami dan bahan dalam penyelenggaraan
upacara adat (Harumi, 2014). Namun, minimnya informasi atau pengetahuan
yang diperoleh masyarakat tentang budaya Using ini menyebabkan hanya
sedikit masyarakat yang tahu tentang kebudayan Using (Permana, 2009). Oleh
karena itu, diperlukan adanya tambahan pengetahuan mengenai penggunaan
tanaman dalam kehidupan sehari-hari yang dipelajari pada cabang Biologi yaitu
Etnobotani dengan kearifan lokal masyarakat Using.
Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian kali ini berupa media
pembelajaran Flash card berbasis kearifan lokal etnobotani masyarakat Using
di SMA Kabupaten Banyuwangi untuk kelas X. Media pembelajaran yang
dikembangkan yaitu media kartu bergambar (Flash card) pokok bahasan
dunia tumbuhan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan dan menguji media
pembelajaran Flash card berbasis kearifan lokal etnobotani masyarakat Using
di SMA kabupaten Banyuwangi. Adapun sekolah yang digunakan yaitu SMA
Negeri 1 Banyuwangi, MA Negeri Banyuwangi, SMA Negeri Darussholah
Singojuruh. Materi yang ada pada media pembelajaran yaitu tentang
pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat Using dalam kearifan etnobotani baik
sebagai bahan kosmetik, bahan obat, serta upacara adat.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa produk yang dihasilkan
berupa media pembelajaran Flash card yang valid atau layak sebagai sumber
belajar. Penilaian dilakukan oleh tujuh validator dengan rincian empat
validator ahli dan tiga validator pengguna. Hasil penilaian dari para validator
baik validator pengguna maupun ahli memberikan nilai rata-rata 75,03% yang
artinya produk baru berupa media pembelajaran kartu bergambar (Flash card)
siap digunakan dalam pembelajaran. | en_US |