dc.description.abstract | Air sumur salah satunya air sumur gali merupakan jenis air tanah yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pada umumnya, seperti di daerah Kabupaten Jember. Air sumur banyak dimanfaatkan untuk mencuci, mandi, memasak bahkan dikonsumsi. Air yang dikonsumsi perlu memiliki kualitas air yang baik. Kualitas air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia memiliki beberapa parameter yaitu zat padat yang terlarut, DO dan COD. Besi terdapat pada hampir semua air tanah. Kandungan besi tidak berbahaya selama tidak melebihi ambang batas, tetapi jika berlebihan akan berdampak negatif, seperti menyebabkan ketidakseimbanagan logam dalam tubuh, menyebabkan air berwarna kemerahan, mengakibatkan karat pada peralatan logam, memudarkan bahan celupan (dyes) dan tekstil, serta menyebabkan air berasa logam.
Keberadaan besi dalam air sumur diduga dipengaruhi derajat keasaman daerah dan kondisi lingkungan di sekitar sumur. Daerah perkotaan yang mempunyai pH netral diduga kandungan besi lebih sedikit dibandingkan daerah yang memiliki pH asam. Selain itu ada parameter lain yang mempengaruhi kelarutan besi dalam air salah satunya yaitu DO dan COD. DO merupakan kadar oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen yang terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukarakan zat yang menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Sumber utama oksigen dalam perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan. COD merupakan oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi zat kimia yang terdapat di dalam air. Oleh karena itu dari paparan di atas, perlu untuk
mengetahui [1] seberapa besar jumlah besi, kadar DO, dan COD dalam air sumur di daerah perkotaan, dekat dengan gunung kapur, dan desa yang dekat dengan persawahan, [2] hubungan konsentrasi besi dengan kadar DO dan COD.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel di daerah yang dianggap memiliki tiga karakter yang berbeda, yaitu Sumbersari (perkotaan), Puger (dekat gunung kapur) dan Kencong (dekat dengan persawahan dan rawa). Setiap daerah diambil 3 titik dengan jarak cukup berjauhan ( lebih dari 5 meter). Sampel diambil dari air sumur yang terbuka yang digunakan untuk aktivitas sehari dengan cara ditimba dan diambil sekali dalam botol 1 L untuk 3 kali pengulangan. Pengukuran oksigen terlarut dilakukan di lapangan dengan DO meter portable, sedangkan pengukuran besi dan COD dilakukan di laboratorium kimia FMIPA UNEJ. Korelasi dari konsentrasi besi dengan kadar DO dan COD dianalisa dengan mencari nilai koefisien korelasi.
Kadar DO, COD, Fe2+ dan Fe total secara berturut-turut di daerah perkotaan 8,2; 14,16; 0,358 dan 0,613 ppm, daerah dekat gunung kapur 8,54; 23,96; 0,377 dan 0,514 ppm dan daerah dekat persawahan dan rawa 5,86; 37,3; 0,493 dan 0,70 ppm. Terdapat korelasi yang kuat antara DO dan COD dengan konsentrasi Fe2+, korelasi DO dan COD dengan Fe total cukup kuat. Kualitas air sumur menurut peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 dilihat dari kadar DO daerah perkotaan dan dekat dengan gunung kapur ketiga titik termasuk air bersih, sedangkan daerah dekat persawahan hanya satu titik yang termasuk air bersih. Jika dilihat dari kadar COD daerah perkotaan ketiga titik termasuk air bersih. Sedangkan daerah dekat gunung kapur dan persawahan ketiga titik tidak termasuk air bersih. Menurut KEPMENKES RI No.907/SK/VII/2002 untuk kadar Fe dari ketiga daerah termasuk air bersih tetapi tidak memenuhi standart air minum. | en_US |