PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SEJARAH KERAJAAN LAMAJANG TIGANG JURU TAHUN 1294 M – 1316 M DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA (SEKOLAH MENENGAH ATAS) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ADDIE
Abstract
Bahan ajar adalah bahan pembelajaran yang secara langsung digunakan
untuk pembelajaran (Sa’ud, 2008: 214). Kurikulum 2013 menuntut pembuatan
bahan ajar sebagai pencerminan pendidik yang mempunyai sifat kreatif, inovatif,
dan efisien dalam menunjang pembelajaran yang diinginkan. Tuntutan
mengembangkan bahan ajar tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses yang mengatur
tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada
satuan pendidikan untuk mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Sejalan dengan peraturan tersebut maka pendidik menyediakan materi
sesuai dengan karakteristik peserta didik dan lingkungannya. Berdasarkan pada
hal tersebut, maka dalam proses pembelajaran sejarah, dibutuhkan pengkajian
materi-materi yang berhubungan dengan lingkungannya atau dikenal dengan
sejarah lokal. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di tingkat lokal hendaknya
mempunyai hubungan dengan peristiwa yang terjadi di tingkat Nasional. Lebih
lanjut, pengkajian sejarah di tingkat lokal maka dapat memperkaya pengetahuan
dan pemahaman sejarah di tingkat nasional. Berdasarkan hal tersebut, maka
dibutuhkan pengkajian materi sejarah Kerajaan Lamajang Tigang Juru yang
mendukung pemahaman peserta didik terhadap berkembangnya kerajaan Hindu di
Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar sejarah lokal bagi
pesrta didik kela X SMA dengan materi Sejarah Kerajaan Lamajang Tigang Juru.
Dengan mengembangkan bahan ajar sejarah lokal ini diharapkan dapat digunakan
sebagai sarana untuk memenuhi tuntutan kurikulum terkait dengan pemenuhan
materi-materi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
ix
Karena dengan materi sejarah lokal, pembelajaran sejarah lebih bersifat
kontekstual dan proses pembelajaran sejarah dapat lebih menarik. Selain itu,
peserta didik bukan hanya mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di tingkat
nasional, tetapi peserta didik juga mengetahui peristiwa-peristwa yang terjadi di
sekitar lingkungannya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yaitu penelitian yang
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan dan menghasilkan produk
baru atau memperbaiki produk sebelumnya yang telah ada. Penelitian ini
menggunakan model ADDIE yang terdiri dari 5 langkah, yaitu: (1) Tahap Analisis
(Analyze), (2) tahap Desain (Design), (3) tahap Mengembangkan (Development),
(4) tahap Implementasi (Implementation), dan (5) tahap Evaluasi (Evaluation).
Produk yang telah dihasilkan berdasarkan model pembelajaran ADDIE
kemudian di uji cobakan pada beberapa ahli, yaitu ahli media pembelajaran, ahli
materi/isi content pembelajaran, ahli bahasa, dan uji coba lapangan. Hasil uji coba
bahan ajar sejarah Kerajaan Lamajang Tigang Juru pada ahli media pembelajaran
sebesar sebesar 70% (tergolong dalam klasifikasi cukup dan perlu direvisi), uji
coba ahli materi atau content pembelajaran memperoleh penilaian persentase
sebesar 45% (tergolong dalam klasifikasi sangat kurang dan perlu direvisi), uji
coba ahli bahasa sebesar 84% (tidak perlu direvisi), uji coba lapangan dengan
responden pendidik memperoleh penilaian persentase sebesar 79% (tidak perlu
direvisi), serta uji coba lapangan dengan responden peserta didik sebesar 76%
(tidak perlu direvisi).
Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Pengembangan bahan ajar sejarah Kerajaan Lamajang Tigang Juru tahn 1294 M –
1316 M dalam Pembelajaran Sejarah di SMA dengan Menggunakan Model
ADDIE dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk menerapkan pembelajaran
kontekstual dan peserta didik mengetahui peristiwa-peristiwa sejarah di Lumajang
dan membantu menimbulkan rasa nasionalisme peserta didik terhadap
lingkungannya. Saran dari penelitian ini terkait dengan Saran Pemanfaatan dan
Saran Pengembangan Produk Lebih Lanjut.