dc.description.abstract | Perubahan warna gigi (diskolorasi) merupakan problem estetika pada diri seseorang, terutama pada gigi anterior yang jelas terlihat saat seseorang berinteraksi dengan orang lain, yaitu saat berbicara atau tersenyum. Hal ini dapat memberikan dampak psikologis pada diri seseorang. Oleh karena itu, seseorang akan melakukan perawatan terhadap giginya untuk memperbaiki masalah estetik karena perubahan warna giginya tersebut.
Perawatan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki estetik pada gigi seseorang yaitu dengan teknik bleaching. Teknik bleaching yang sering digunakan oleh dokter gigi dalam praktiknya yaitu teknik in office bleaching. Bahan yang sering digunakan oleh dokter gigi dalam praktiknya yaitu hidrogen peroksida dan karbamid peroksida, namun bahan ini menyebabkan resesi gingiva serta gingiva terbakar dan mengelupas. Oleh sebab itu, dikembangkan suatu bahan alternatif yang dapat memutihkan gigi yaitu dengan bahan alami yang lebih aman. Bahan alami yang dapat digunakan sebagai alternatif adalah jeruk nipis. Daging buah jeruk nipis mengandung asam sitrat. Asam sitrat ini memiliki OH, seperti halnya asam elagat pada stroberi yang berpotensi dalam memutihkan gigi
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh air perasan jeruk nipis konsentrasi 2,5% terhadap gigi yang telah mengalami diskolorasi dan menentukan waktu optimum air perasan jeruk nipis konsentrasi 2,5% dalam memutihkan email gigi yang telah mengalami diskolorasi dengan variasi waktu 30 menit, 45 menit dan 60 menit. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian ekperimental laboratorik yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember untuk perlakuan sampel dan Laboratorium Teknik Tekstil Universitas Islam Indonesia untuk pengukuran warna gigi pada bulan
Januari-Februari 2015. Sampel pada penelitian ini adalah gigi premolar pertama rahang atas yang didapatkan dari beberapa puskesmas dan praktik dokter gigi di beberapa kota yang memenuhi kriteria sebagai berikut: gigi premolar satu rahang atas yang utuh yang diperoleh dari hasil pencabutan, permukaan enamel bebas karies, gigi, tidak ada email hipoplasia pada gigi, cusp tidak abrasi, gigi tanpa bahan restorasi dan foramen apikal kecil.
Penelitian ini dimulai dengan menyamakan warna sampel penelitian dengan Vita Shade Guide Classical porcelain nomor A3 pada 1/3 tengah. Kemudian dilakukan pengukuran intensitas warnanya dengan Spectrophotometer UV-VIS 2401 PC. Selanjutnya sampel didiskolorasi dengan perendaman dalam larutan kopi selama 7 hari dan diukur kembali dengan Spectrophotometer UV-VIS 2401 PC. Sampel yang telah mengalami diskolorasi lalu direndam dengan air perasan jeruk nipis 2,5% selama 30 menit, 45 menit dan 60 menit sehingga terjadi perubahan warna. Lalu diukur kembali dengan Spectrophotometer UV-VIS 2401 PC dan didapatkan nilai total intensitas warna (dE*ab) pada sampel.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan nilai total intensitas warna (dE*ab) sesudah perendaman air perasan jeruk nipis 2,5% selama 30 menit, 45 menit dan 60 menit lebih tinggi dibandingakan sebelum dilakukan perendaman. Semakin tinggi nilai total intensitas warna (dE*ab) menunjukkan bahwa cahaya yang direflesikan semakin banyak dan warna dari sampel semakin putih. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa nilai total intensitas warna (dE*ab) yang paling tinggi adalah perendaman selama 45 menit. Kemudian terjadi penurunan nilai total intensitas warna (dE*ab) pada perendaman dari 45 menit ke 60 menit. Hal ini disebabkan karena terjadinya overbleaching pada perendaman selama 60 menit.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa perendaman sampel dengan air perasan jeruk nipis konsentrasi 2,5% mampu merubah warna sampel yang terdiskolorasi menjadi lebih putih dengan lama waktu perendaman 30 menit, 45 menit dan 60 menit. Waktu optimum air perasan jeruk nipis konsentrasi 2,5% dalam memutihkan email gigi yang telah mengalami diskolorasi adalah 45 menit. | en_US |