POTENSI EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L). Merr.) TERHADAP AKTIVITAS MIKROBISIDA SEL NEUTROFIL YANG DIPAPAR Streptococcus mutans
Abstract
Perawatan serta pengobatan pilihan dengan menggunakan tanaman obat di
Indonesia saat ini lebih digalakkan baik pada bidang kedokteran maupun kedokteran
gigi. Sejak dahulu, masyarakat kita percaya bahwa penggunaan bahan alam mampu
mengobati berbagai macam penyakit dan jarang menimbulkan efek samping yang
merugikan dibanding dengan obat yang terbuat dari bahan sintetis. Sehingga
diperlukan adanya penelitian mengenai pemanfaatan bahan herbal sebagai alternatif.
Salah satu tanaman yang telah diketahui memiliki kandungan yang bermanfaat bagi
kesehatan daun katuk (Sauropus androgynus (L). Merr.).
Ekstrak daun katuk memiliki berbagai kandungan zat aktif yang bermanfaat
bagi tubuh seperti flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, serta vitamin C yang memiliki
kemampuan sebagai antibakteri dan antioksidan. Streptococcus mutans merupakan
bakteri yang memiliki peranan dalam proses terjadinya karies, jika lesi ini terus
berlanjut dapat menyebabkan pulpitis. Bakteri ini mudah masuk ke dalam aliran
darah, dapat menyebabkan plak aterosklerotik dan penyakit aterotrombotik. Adanya
bakteri yang masuk pada pulpa merupakan salah satu penyebab terjadinya inflamasi.
Neutrofil merupakan sel pertahanan tubuh yang pertama kali mengatasi adanya
antigen melalui proses fagositosis. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan potensi
ekstrak daun katuk dalam meningkatkan aktivitas mikrobisida sel neutrofil yang
dipapar S. mutans dan mengetahui konsentrasi ekstrak daun katuk yang efektif
terhadap aktivitas mikrobisida sel neutrofil yang dipapar S. mutans.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris in vitro, dengan rancangan
penelitian the post test only control group design. Besar sampel yang digunakan pada masing-masing kelompok adalah 4 sampel di setiap 7 kelompok perlakuan, yaitu
kelompok I (kontrol positif yang diinkubasi dengan penstrep, kelompok II (kontrol
negatif, tidak diinkubasi ekstrak), kelompok III (diinkubasi dengan ekstrak 100%),
kelompok IV (diinkubasi dengan ekstrak 75%), kelompok V (diinkubasi dengan
ekstrak 50%), kelompok VI (diinkubasi dengan ekstrak 25%), dan kelompok VII
(ekstrak 100% dan S. mutans). Kemudian dilakukan subkultur pada media BHI-A dan
diinkubasi selama 24 jam. Setelah itu dilakukan penghitungan koloni menggunakan
colony counter.
Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisis data, dilakukan uji
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov smirnov dan hasilnya data
berdistribusi normal. Kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas menggunakan
uji Levene, hasilnya data tersebut homogen. Data yang berdistribusi normal dan
homogen selanjutnya dilakukan uji Oneway annova untuk mengetahui perbedaan
yang bermakna, dan uji LSD untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antar
kelompok perlakuan. Data hasil penelitian diketahui normal dan homogen, serta
memiliki perbedaaan yang bermakna antar tiap kelompok. Selanjutnya diuji dengan
uji korelasi Pearson dan uji Regresi linier sederhana dan didapatkan hasil bahwa
terdapat hubungan yang sangat erat antara pemberian ekstrak daun terhadap
penurunan koloni S. mutans, dimana semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun katuk
maka terjadi penurunan jumlah koloni S. mutans. Seluruh uji statistik yang digunakan
menggunakan derajaat kepercayaan 95% (α=0,05).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilkakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa ektrsak daun katuk dapat meningkatkan aktivitas mikrobisida sel neutrofil
yang dipapar S. mutans. Konsentrasi yang paling efektif untuk meningkatkan
aktivitas mikrobisida sel neutrofil adalah ekstrak daun katuk 100%.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]