UJI EFEKTIVITAS PROTEIN BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) SEBAGAI INHIBITOR AKTIVITAS α-AMILASE DAN α -GLUKOSIDASE SECARA IN VITRO
Abstract
Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin, penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya. Diabetes Melitus terdiri dari beberapa tipe, salah satunya adalah Non-
Insulin-Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM tipe 2) yang mencapai 90-95% dari
populasi penderita diabetes melitus. Peningkatan jumlah penderita diabetes melitus
tipe 2 sudah menjadi perhatian serius sedangkan obat sintetis yang telah banyak
digunakan, seperti akarbose dilaporkan menyebabkan berbagai efek samping seperti
rasa mual, kembung, atau diare.
Akarbose bekerja menghambat enzim pemecah karbohidrat seperti α-amilase
dan α-glukosidase. α-amilase di air liur dan pankreas akan menghidrolisis
polisakarida menjadi oligosakarida dan dekstrin yang akan dihidrolisis lebih lanjut
oleh α-glukosidase di membran brush border intestinal menjadi glukosa. Glukosa
yang telah terbentuk akan diabsorbsi oleh epithelium intestinal dan masuk ke
peredaran darah. Oleh sebab itu inhibisi salah satu atau kedua enzim tersebut akan
menghambat absorbsi glukosa sehingga kadar glukosa darah akan menurun.
Dalam kurun waktu dua dekade ini para peneliti telah berupaya untuk dapat
menemukan protein baru alami yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
protein fungsional alami. Sumber protein alami dapat diperoleh dari hewan atau
tumbuhan. Di Indonesia, Tanaman melinjo (Gnetum gnemon L.) merupakan salah
satu komoditas favorit di mana bijinya dapat dimakan setelah dimasak dan dibuang
kulitnya. Komposisi kandungan biji melinjo (Gnetum gnemon L.) terdiri dari 58%
pati, 16.4% lemak, 9-10% protein dan 1% fenolik. Kandungan protein yang tinggi mencapai 9-10% itulah yang dianggap memiliki potensi dalam menghambat aktivitas
enzim α-amilase dan α-glukosidase.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan pemurnian protein biji
melinjo (Gnetum gnemon L.) yang paling efektif sebagai inhibitor aktivitas α-amilase
dan α-glukosidase secara in vitro. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimental (true experimental). Sampel uji yang dipergunakan merupakan tiga
tahapan pemurnian protein biji melinjo (Gnetum gnemon L.) Gg-PK, Gg-PI, dan Gg-
PH. Konsentrasi larutan uji adalah 50 μg/mL dalam pengujian penghambatan enzim
α-amilase sedangkan konsentrasi larutan pada uji penghambatan α-glukosidase
adalah 25 μg/mL. Data yang diperoleh berupa persen (%) penghambatan. Analisis
data menggunakan uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya uji dilanjutkan
dengan uji One Way ANOVA jika data terdistribusi normal dan homogen.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat aktivitas protein biji melinjo
(Gnetum gnemon L.) dalam menghambat enzim α-amilase dan α-glukosidase.
Kemampuan paling tinggi dalam menghambat enzim alfa amilase dan alfa
glukosidase ditunjukkan oleh protein terhidrolisis biji melinjo (Gnetum gnemon L.).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah karakter protein terhidrolisis biji
melinjo (Gg-PH) memiliki aktivitas penghambatan aktivitas enzim α-amilase dan α-
glukosidase paling tinggi diantara tahapan pemurnian protein lainnya, ditunjukkan
dengan presentase penghambatan α-amilase sebesar 72,09 ± 0,58% dan presentase
penghambatan α-glukosidase sebesar 51,7 ± 4,4%.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1506]