STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN RUMAH PRIBADI PADA BURUH PENYADAP KARET DI DESA MANGARAN KECAMATAN AJUNG KABUPATEN JEMBER
Abstract
Kepemilikan akan rumah pribadi tentu merupakan harapan dari semua orang, bahkan untuk dapat memiliki rumah pribadi banyak orang yang memaksakan diri, termasuk buruh penyadap karet di Desa Mangaran Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Meski pun harga rumah tidak murah, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat dari buruh penyadap karet untuk dapat memiliki rumah pribadi. Untuk bisa memiliki rumah pribadi, buruh penyadap karet tentu memiliki strategi tersendiri yang dilakukannya. Strategi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melengkapi kehidupannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi buruh penyadap karet di Desa Mangaran Kecamatan Ajung Kabupaten Jember dalam memenuhi kebutuhan rumah pribadi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan strategi buruh penyadap karet di Desa Mangaran Kecamatan Ajung Kabupaten Jember dalam pemenuhan kebutuhan rumah pribadinya. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah buruh penyadap karet, informan utama dalam penelitian ini adalah buruh penyadap karet tetap yang telah memiliki rumah pribadi, dan informan pendukung dalam penelitian ini adalah kerabat/tetangga dari buruh penyadap karet. Metode pengumpulan data yang digunakan terdiri dari metode wawancara, metode observasi, dan metode dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buruh penyadap karet tetap di Desa Mangaran Kecamatan Ajung Kabupaten Jember dalam memenuhi kebutuhan rumah pribadinya melakukan tiga strategi, yaitu melakukan keanekaragaman pekerjaan,
viii
menabung, dan membangun jaringan sosial. Dari ketiga informan utama yang melakukan strategi pemenuhan kebutuhan rumah pribadi, buruh yang pertama dan kedua melakukan pekerjaan lain selain pekerjaannya sebagai buruh penyadap karet yaitu menjualkan ayam milik orang lain, dan buruh ketiga juga melakukan pekerjaan lain yaitu memelihara kambing milik tetangga di belakang rumahnya. Dari pekerjaan tambahan tersebut, para buruh juga dapat menabung, buruh pertama menabung dalam bentuk arisan yang ditukarkannya menjadi bahan-bahan bangunan, buruh kedua menabung dalam bentuk uang yang disimpan dibawah bantalnya, dan buruh ketiga menabung dalam bentuk hewan yang didapatkan dari pekerjaan sampingannya dan juga menabung dalam bentuk uang yang disimpan dalam celengan bambu yang dibuatnya sendiri. Para buruh penyadap karet juga membangun jaringan sosial sehingga dalam pemenuhan kebutuhan rumah pribadinya lebih meringankan biayanya. Ketiga buruh penyadap karet menjalin hubungan baik kepada tetangga-tetangganya sehingga dalam hal membangun rumahnya buruh penyadap karet tidak memerlukan biaya tambahan lagi, karena tetangga yang membantunya cukup diberikan makan saja. Buruh pertama juga mendapatkan bantuan sembako guna pemberian makanan kepada tetangga-tetangga yang membantunya. Ada pula buruh kedua guna memenuhi kebutuhan rumah pribadinya juga meminjam uang kepada saudara yang hidupnya jauh lebih baik darinya. Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah hendaknya buruh penyadap karet tetap melakukan pekerjaan yang selama ini dilakukan baik pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan, selain itu juga tetap menabung, serta tetap menjalin hubungan baik dengan tetangga-tetangganya dan dengan saudaranya, meskipun buruh penyadap karet telah memiliki rumah pribadi.