dc.description.abstract | Stres merupakan segala aksi tubuh manusia terhadap segala rangsangan, baik
yang berasal dari luar maupun dari dalam tubuh itu sendiri. Stres disebabkan oleh
stresor. Macam-macam stresor dapat berupa rangsangan fisik, kimia, fisiologis,
psikologis, dan sosial. Seseorang yang terpapar stresor terus menerus dan berlebihan
maka keseimbangan metabolisme di dalam tubuh akan terganggu sehingga dapat
menimbulkan penyakit pada rongga mulut. Sehingga perlu dilakukan penelitian
eksperimental laboratoris menggunakan hewan coba yang dapat menjelaskan
hubungan sebab akibat antara ketebalan serat kolagen dengan stres secara jelas.
Stresor yang diberikan merupakan stresor renjatan listrik yang diberikan dengan
menggunakan alat yang diadaptasi dari “electrical foot shock” dengan cara
mengalirkan arus listrik melalui lempeng yang terbuat dari kawat stainless steel di
dasar kandang perlakuan. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian
eksperimental laboratoris menggunakan hewan coba yang bertujuan untuk
menganalisis kepadatan serat kolagen pada ligamen periodontal tikus Sprague-
Dawley setelah terpapar stresor renjatan listrik.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratoris
dengan rancangan penelitian the post test only control group design, yaitu melakukan
observasi atau pengukuran setelah perlakuan. Sampel yang digunakan sebanyak 24
ekor tikus Sprague-Dawley yang terbagi dalam 4 kelompok, yaitu kelompok tanpa
pemberian stresor renjatan listrik (P0), kelompok dengan pemberian stresor renjatan
vii
listrik selama 7 hari (P1), kelompok dengan pemberian stresor renjatan listrik selama
14 hari (P2), dan kelompok dengan pemberian stresor renjatan listrik selama 28 hari
(P3). Sampel dikorbankan pada hari ke-7 untuk P0 dan P1, hari ke 14 untuk P2, dan
hari ke-28 untuk P3 kemudian dilanjutkan pengambilan jaringan, pembuatan preparat
menggunakan pengecatan Trichrome Mallory serta pengukuran kepadatan serat
kolagen. Hasil uji Kruskal-Wallis terdapat perbedaan bermakna pada tiap kelompok
kemudian dilanjutkan uji Mann-Whitney didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna mengenai kepadatan serat kolagen antar kelompok perlakuan.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
kepadatan serat kolagen pada ligamen periodontal tikus Sprague-Dawley antara
kelompok tanpa pemberian stresor renjatan listrik dibandingkan kelompok dengan
pemberian stresor renjatan listrik selama 7 hari, selama 14 hari, dan selama 28 hari. | en_US |