dc.description.abstract | Minyak zaitun telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dan memiliki banyak
manfaat terutama dalam bidang kesehatan. Minyak zaitun mengandung asam lemak
tak jenuh tunggal dan omega-9, sehingga tidak mengherankan jika minyak zaitun
dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan penyakit jantung dan kanker. Minyak zaitun
di pasaran terdiri dari tiga jenis yaitu Extra Virgin Oil, Virgin Olive Oil, dan Refined
Olive Oil. Secara umum masyarakat mengidentifikasi kemurnian dari tiga jenis
minyak zaitun tersebut dari warna dan harga. Extra Virgin Olive Oil adalah minyak
zaitun murni yang merupakan hasil perasan pertama, dengan warnanya kehijauan
karena belum mengalami pemanasan. Sedangkan untuk jenis Virgin Olive Oil
warnanya sedikit kekuningan, dan Refined Olive Oil warnanya tampak lebih putih,
karena telah mengalami pemanasan beberapa kali. Pemanasan pada minyak zaitun
menyebabkan perubahan asam lemak. Perubahan asam lemak inilah yang berbahaya
bagi tubuh jika dikonsumsi. Mengingat begitu pentingnya minyak zaitun dalam
kehidupan, maka penting untuk mengetahui kemurnian minyak zaitun berdasarkan
nilai koefisien Kerr ketika minyak dipanaskan, sehingga dalam hal ini dilakukan
penelitian secara fisika untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suhu terhadap
nilai koefisien Kerr yang diperoleh minyak zaitun.
Dalam penelitian ini minyak zaitun dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 70℃
hingga penurunan pada suhu 30℃. Setelah dilakukan pengamatan penurunan suhu
awal sebelum dikenai medan listrik, perlakuan kedua adalah setiap penurunan suhu
dikenai medan listrik luar, sehingga dalam hal ini akan terjadi perubahan indeks bias
viii
pada medium tersebut. Semakin besar medan listrik yang diberikan pada bahan, maka
jumlah frinji pada layar akan semakin berkurang. Dari jumlah frinji tersebut dapat
diketahui nilai koefisien Kerr 𝑅𝑘 .
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukkan perbedaan nilai
koefisien Kerr dan perbedaan pengaruh suhu pada masing-masing minyak. Minyak
zaitun Extra Virgin Olive Oil pada suhu 50℃ memiliki nilai Koefisien Kerr yang
yaitu (1,300±0,026), dengan batas pengaruh suhu 50℃. Sedangkan Virgin Olive Oil
memiliki nilai Koefisien Kerr yang lebih besar daripada Extra Virgin Olive Oil yaitu
(1,347±0,030) dengan batas pengaruh suhu 60℃, dan Refined Olive Oil memiliki
nilai Koefisien paling besar yaitu (1,356±0,048), dan berpengaruh pada setiap
kenaikan suhu. Perbedaan warna pada masing-masing minyak menyebabkan nilai
Kerr yang dihasilkanpun berbeda. Perbedaan warna tersebut disebabkan karena
pemanasan yang dilakukan pada minyak. Minyak Zaitun Refined Olive Oil berwana
keputihan karena telah mengalami pemanasan secara berulang dalam proses
pembuatannya, sedangkan Extra Virgin Olive Oil berwarna kehijauan karena
merupakan minyak perasan pertama dan secara umum dinyatakan murni, sehingga
dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien Kerr yang kecil
menunjukkan tingkat kemurnian yang tinggi, sedangkan nilai Koefisien Kerr yang
besar menunjukkan tingkat kemurnian yang rendah.
Uji statistik yang dilakukan pada hasil nilai koefisien Kerr yang diperoleh
menunjukkan bahwa T hitung lebih besar dari pada T tabel dengan korelasi 0, 882.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa suhu mempengaruhi nilai Kerr, di mana
semakin tinggi suhu maka nilai Kerr yang dihasilkan semakin naik. | en_US |