PENGARUH SAMBUNGAN BASAH (WET CONCRETE JOINT) PADA BETON LENGKUNG
Abstract
Perkembangan konstruksi beton pracetak telah banyak dikembangkan sebagai alternatif pengganti sistem beton bertulang konvensional karena memiliki berbagai keunggulan diantaranya pengendalian mutu, waktu pelaksanaan yang lebih singkat, biaya yang lebih ekonomis dan pengaruh cuaca dapat diminimalkan. Pada struktur beton pracetak, bagian yang rawan adalah bagian sambungan yang menghubungkan elemen pracetak yang satu dengan yang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sambungan basah (wet concrete joint) pada balok beton lengkung terhadap balok lengkung monolit ( tanpa sambungan ) dengan memperhitungkan kapasitas betonnya. Sambungan yang digunakan adalah sambungan basah dengan mutu beton K600 dan beton lengkungnya menggunakan mutu beton K175, K225, K250 dan K300. Perletakan sambungan berada ditengah bentang dengan 3 macam bentuk yaitu bentuk T terbalik dengan 2 dimensi yang berbeda dan bentuk H.
Dalam penelitian ekperimental ini, diperhitungkan kapasitas balok beton lengkung sambungan dan monolit dengan titik acuan tengah bentang. Sehingga didapat hasil analisa yang menyimpulkan bahwa kapasitas beton sambungan dengan mutu K600 memiliki kapasitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan beton lengkung monolit dengan mutu K175, K225, K250 dan K300 secara teoritis. Namun pada hasil uji tekan dilapangan, beton lengkung sambungan runtuh terlebih dahulu ketika diberi beban yg lebih rendah dari beton monolit. Hal tersebut dikarenakan adanya sambungan pada beton lengkung tersebut dan menjadikan beton lengkung tidak mampu menahan beban yang diberikan meskipun menggunakan beton mutu tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sambungan basah (wet concrete joint) memiliki pengaruh berlawanan terhadap kekuatan beton lengkung monolit.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]