dc.description.abstract | Lendutan merupakan peralihan suatu titik ke titik lain secara vertikal pada suatu
balok akibat beban. Penelitian ini membandingkan lendutan antara hasil pengujian
laboratorium dan hasil analisisi metode elemen hingga pada balok lengkung. Pada
pengujian laboratorium balok lengkung diberi beban dengan menggunakan dongkrak
pembebanan hidrolik dan pengukuran lendutan dilakukan dengan membaca jarum
arloji dial gauge. Sedangkan perhitungan lendutan pada analisis metode elemen
hingga menggunakan dasar teori balok Timoshenko. Hasil lendutan dari pengujian
dan analisis metode elemen hingga disajikan dalam bentuk grafik hubungan antara
beban dan lendutan. Balok lengkung fcr 44.35 MPa dengan beban maksimum
6790.4N melendut sebesar 0.0982 mm pada analisis metode elemen hingga 6 segmen,
0.0733 mm pada analisis elemen hingga 10 segmen, dan 2.240 mm pada pengujian
laboratorium. Balok lengkung fcr 40.58 MPa dengan beban maksimum 3395.2N
melendut sebesar 0.0513 mm pada analisis metode elemen hingga 6 segmen, 0.0383
mm pada analisis elemen hingga 10 segmen, dan 0.990 mm pada pengujian
laboratorium. Balok lengkung fcr 37.65 MPa dengan beban maksimum 3395.2N
melendut sebesar 0.0533 mm pada analisis metode elemen hingga 6 segmen, 0.0398
mm pada analisis elemen hingga 10 segmen, dan 1.015 mm pada pengujian
laboratorium. Nilai lendutan analisis metode elemen hingga memiliki hasil yang
berbeda jauh terhadap lendutan hasil uji laboratorium. Besarnya perbedaan hasil ini
dipengaruhi oleh hilangnya kestabilan frame baja saat menerima beban yang
didistribusikan balok lengkung saat proses pembebanan. | en_US |