IMPLEMENTASI ALGORITMATABU- SEARCH DAN ALGORITMA CAMPBELL, DUDEK, SMITH DALAM PENJADWALAN FLOWSHOP
Abstract
Kinerja suatu perusahaan akan maksimal jika perusahaan tersebut tidak hanya
memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada dengan memperhatikan faktorfaktor
lain. Perusahaan juga perlu membuat perencanaan kerja yang matang sehinnga
perlu dilakukan penjadwalan produksi yang baik. Salah satu permasalahan
penjadwalan yang umum ditemui adalah pejadwalan flowshop. Dalam pengaplikasian
ilmu Matematika terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam
menyelesaikan penjadwalan produksi flowshop, diantaranya adalah Algoritma
Campbell, Dudek, Smith (CDS) dan Tabu-Search (TS). Oleh karena itu penulis akan
meneliti dan membandingkan algoritma Tabu-Search (TS) dengan algoritma
Campbell, Dudek, and Smith (CDS) agar dapat memberi pembuktian secara fisik
dalam menyelesaikan permasalahan penjadwalan flowshop. Tujuan dari penulisan
skripsi ini adalah melakukan penjadwalan flowshop menggunakan algoritma TS dan
algoritma CDS untuk mendapatkan nilai makespan minimum selanjutnya
membandingkan kedua algoritma tersebut agar diperoleh algoritma yang lebih sesuai
dalam menyelesaikan masalah penjadwalan.
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu dimulai dengan
mengumpulkan berbagai literature tentang algoritma TS dan algoritma CDS dari
internet ataupun buku-buku yang berhubungan dengan kedua algoritma tersebut.
Langkah yang kedua adalah pengambilan dan pengumpulan data tentang lamanya
waktu yang dibutuhkan 5 mesin untuk memproduksi 9 jenis jamu instan dalam
industri rumahan pembuat jamu instan Sari Hutani, Jember. Pada langkah ini penulis
menggunakan data sekunder dari skripsi sebelumnya di FMIPA Universitas Jember.
viii
Langkah yang ketiga adalah menerapkan metode TS dan metode CDS dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Langkah penelitian berikutnya adalah
pembuatan program yang menggunakan software matematika yaitu MATLAB. Pada
langkah ini, penulis akan membuat skrip program dan desain program berupa
tampilan GUI berdasarkan kedua metode yang digunakan. Langkah terakhir yang
dilakukan adalah membandingkan kedua metode berdasarkan nilai makespan terkecil
dari penjawalan flowshop yang terpilih sebagai informasi kepada pembaca.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa metode TS
dan metode CDS merupakan metode yang dapat digunakan untuk menentukan
penjadwalan suatu system produksi, dan berdasarkan hasil analisa kedua metode
tersebut menghasilkan nilai makespan yang sama yaitu 925. Namun, berdasarkan
hasil perhitungan, metode TS menghasilkan banyak pilihan penjadwalan yang dapat
dilihat pada beberapa iterasi yang dihasilkan, ada beberapa menghasilkan nilai
makespan yang sama dalam satu iterasi dan dalam pemilihannya tidak ada acuan
khusus penjadwalan manakah yang lebih tepat untuk dipilih. Sedangkan metode
CDS, dalam melakukan pengurutan penjadwalan melalui tahapan yang jelas berbeda
dengan tahapan metode TS sehingga hasil yang diperoleh dapat langsung memiliki
satu pilihan dan untuk menentukan manakah penjadwalan yang terbaik harus
mengacu pada 2 nilai yang diperhitungkan seperti nilai makespan dan nilai flowtime
yang paling kecil. Sehingga berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa metode CDS lebih sesuai dalam penentuan penjadwalan terbaik
dalam suatu proses produksi.