PENGKODEAN PLAINTEKS MENGGUNAKAN GABUNGAN SHIFT CHIPER DAN TRANSPOSISI DIAGONAL
Abstract
Gabungan shift chiper dan transposisi diagonal merupakan metode dalam
kriptografi (pengkodean) yang digunakan untuk aspek keamanan pesan atau data
yang akan dikirim, dimana pesan ini menjadi aman dan hanya pengirim dan
penerima yang bisa mengetahui isi pesan tersebut. Kriptografi dibagi menjadi dua
yaitu kriptografi klasik dan kriptografi modern. Perbedaan utama kriptografi
klasik dan kriptografi modern adalah enkripsi berbasis karakter pada kriptografi
klasik dan enkripsi berbasis bit pada kriptografi modern. Ada dua teknik dasar
yang biasa digunakan algoritma kriptografi klasik yaitu chiper transposisi dan
chiper substitusi. Chiper transposisi adalah satu jenis teknik pengenkripsian pesan
dengan cara mengubah urutan huruf-huruf yang ada di dalam plainteks (pesan
yang belum dienkripsi).
Dalam skripsi ini kriptografi yang digunakan adalah kriptografi simetri dan
sebagai algoritma enkripsi dan dekripsinya adalah gabungan shift chiper dan
transposisi diagonal. Kunci yang digunakan pada algoritma ini adalah bilangan
bulat dan karakter yang digunakan adalah karakter pada table ASCI namun
karakter yang digunakan dibatasi hanya dari karakter 32 sampai 126 saja.
Skripsi ini bertujuan untuk membuat sebuah algoritma pengkodean
sederhana menggunakan gabungan shift chiper dan teknik transposisi diagonal
namun tidak mudah diketahui oleh orang lain. Adapun langkah-langkah
algoritmanya adalah mengenkripsi pesan terlebih dahulu. Pertama, geser nilai
numerik plainteks sepanjang K. Kedua, masukkan hasil pengkodean shift chiper
dalam matriks berordo dimana √. Ketiga, baca secara diagonal kiri bawah ke kanan atas. Setelah didapat chiperteksnya maka untuk mengembalikan
menjadi plainteks lagi yaitu dengan mendekripsi chiperteks menggunakan kunci yang sama. Pertama, geser nilai numerik chiperteks sepanjang K. Kedua,
masukkan hasil pengkodean shift chipper dalam matriks berordo dimana
√. Ketiga, baca secara diagonal kiri ke kanan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan.
Pertama, dalam proses enkripsi shift chipper digunakan pada algoritma pertama
lalu yang kedua menggunakan transposisi diagonal dengan pola baca kiri bawah
ke kanan atas. Kedua, dalam proses dekripsi algoritma pertama yang digunakan
adalah shift chipper dan algoritma kedua adalah transposisi diagonal dengan pola
baca kiri ke kanan. Ketiga, pengkodean plainteks menggunakan gabungan shift
chipper dan transposisi diagonal lebih baik dari pada pengkodean plainteks yang
menggunakan shift chipper saja atau pengkodean yang menggunakan transposisi diagonal saja.