dc.description.abstract | Sintesis banyak dikembangkan sebagai jalur penemuan senyawa baru dan
/atau duplikasi senyawa tertentu yang mahal dan sulit didapat. Sintesis senyawa azo
banyak dikembangkan untuk aplikasi yang luas; sebagai pewarna, indikator, dan zat
antibakteri. Senyawa azo memiliki gugus fungsi khas yaitu ikatan N=N. Senyawa azo
disintesis melalui reaksi diazotisasi menghasilkan garam diazonium, selanjutnya
dikopling dengan benzena aktif pada suhu 0-50C.
Penelitian ini menggunakan p-aminofenol, salah satu amina primer sebagai
prekursor, serta sulfanilamida sebagai pengkopling yang bersifat nukleofil kuat. paminofenol
biasa digunakan sebagai prekursor obat parasetamol, sedangkan
sulfanilamida sebagai zat antibakteri. Sintesis senyawa azo terjadi melalui reaksi
substitusi aromatik elektrofilik, dimana nukleofil dari sulfanilamida akan menyerang
elektrofil (garam diazonium). Reaksi kopling divariasi selama 5, 15, 30, 60, dan 120
menit untuk mengetahui pengaruh waktu reaksi terhadap keberhasilan sintesis dengan
rendemen yang tinggi.
Produk sintesis berupa crude berwarna coklat kemerahan yang berupa
campuran sisa material awal. Pemurnian crude melalui Kromatografi Kolom Tekan
menghasilkan padatan kuning dengan rendemen tertinggi 29,6% pada waktu kopling
60 menit. Produk sintesis berupa garam azo C12H11N4SO3
-Na+ berdasarkan analisis
spektroskopi IR (tidak ada serapan broad OH di sekitar 3300 cm-1) dan 1H-NMR
(tidak ada serapan proton singet OH di geseran kimia sekitar 5), serta analisis flame
photometri yang menyatakan serapan Na sebesar 69,02 mg/g sampel (garam azo).
Garam azo tersebut memilikititik leleh 112–114 0C, λmax pada 364 nm, serta larut
dalam aseton, metanol, dan air. | en_US |