Show simple item record

dc.contributor.advisorUlfa, Evi Umayah
dc.contributor.advisorFajrin, Fifteen Aprila
dc.contributor.authorFirdausi, Rosarina Nurul
dc.date.accessioned2015-11-28T02:35:13Z
dc.date.available2015-11-28T02:35:13Z
dc.date.issued2015-11-28
dc.identifier.nim102210101030
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/64944
dc.description.abstractJumlah penderita Diabetes Melitus (DM) terus meningkat dari tahun ke tahun. Diperkirakan terdapat 382 juta jiwa penderita DM di seluruh dunia pada tahun 2013. Jumlah ini akan meningkat menjadi 592 juta jiwa pada tahun 2035. Di Indonesia, prevalensi DM diperkirakan sebesar 6,7%, sedangkan berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi DM sebesar 6,9%. Seiring dengan berjalannya waktu DM dapat menyebabkan komplikasi yang serius, salah satunya adalah ulkus diabetik. Pada tahun 2008, diperkirakan terdapat 8,0% penderita DM yang mengalami ulkus diabetik. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui aktivitas binahong dalam penyembuhan ulkus diabetik dilihat dari profil histopatologinya. Tanaman yang dapat menyembuhkan luka adalah binahong (Anredera cordifolia (Ten). Steenis). Secara farmakologi binahong memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antifungi, antibakteri, antidiabetes, dan antiinflamasi. Kandungan metabolit sekundernya antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin. Jenis penelitian yang dilakukan adalah true experimental laboratories dengan rancangan penelitian post test control group design. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi ekstraksi, karakterisasi ekstrak, dan uji aktivitas. Serbuk binahong diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol 70%. Ekstrak yang diperoleh ditentukan %rendemen dan dikarakterisasi, meliputi susut pengeringan, kadar flavonoid total, dan profil kromatografi lapis tipis. Pengujian aktivitas ekstrak binahong dilakukan secara in vivo pada tikus wistar jantan diabetes. Sebanyak 25 hewan uji diinduksi menggunakan aloksan dengan dosis 150 mg/kg BB sehingga hewan uji diabetes (glukosa darah ≥200 mg/dl). Hewan uji yang telah diabetes kemudian dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kontrol positif, kontrol negatif, kelompok perlakuan 1, kelompok perlakuan 2, dan kelompok perlakuan 3. Hewan uji dianestesi menggunakan ketamin dengan dosis 50 mg/kg BB dan dieksisi kulit punggungnya dengan diameter 2,5 cm. Kelompok kontrol positif diberikan salep mupirosin dosis 100 mg, kelompok kontrol negatif tidak diberikan perlakuan, kelompok perlakuan 1 diberikan ekstrak etanol binahong dosis 100 mg, kelompok perlakuan 2 diberikan ekstrak etanol binahong dosis 200 mg, dan kelompok perlakuan 3 diberikan ekstrak etanol binahong dosis 400 mg. Perlakuan dilakukan selama 20 hari. Pada hari ke-21 hewan uji dikorbankan dan dibuat preparat jaringan penyembuhan luka. Setiap preparat diamati perkembangan kesembuhan luka secara histologi, yaitu pembentukan pembuluh darah baru, kolagen, dan jaringan epitel yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan memperbandingkan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan nilai %rendemen ekstrak etanol binahong sebesar 25,81%. Hasil dari karakterisasi ekstrak adalah nilai susut pengeringan sebesar 49,29%±0,28%; kadar flavonoid total sebesar 1,10%±0,53%; serta profil KLT dengan 5 bercak noda pada Rf1 0,37; Rf2 0,48; Rf3 0,72; Rf4 0,93; dan Rf5 0,97. Secara makroskopis penyembuhan pada kelompok kontrol positif 96,69%; kontrol negatif 56,92%; ekstrak binahong dosis 100 mg 65,32%; ekstrak binahong dosis 200 mg 93,32%; dan ekstrak binahong dosis 400 mg 96,90%. Histopatologi pada kelompok kontrol positif menunjukkan terbentuknya kolagen dan jaringan epitel dengan jumlah pembuluh darah sedikit. Pada kelompok kontrol negatif belum terbentuk jaringan epitel, jumlah kolagen sedikit, dan pembuluh darah banyak. Pada kelompok ekstrak binahong dosis 100 mg jaringan epitel dan kolagen terbentuk sedikit dan jumlah pembuluh darah masih banyak. Pada kelompok ekstrak binahong dosis 200 mg jaringan epitel dan kolagen terbentuk banyak dengan jumlah pembuluh darah sedikit. Kolagen yang terbentuk di beberapa bagian telah mature. Pada kelompok ekstrak binahong dosis 400 mg jaringan epitel dan kolagen banyak terbentuk dengan jumlah pembuluh darah sedikit. Terdapat kolagen yang telah mature dan kelenjar keringat telah terbentuk. Pemberian ekstrak etanol binahong pada ulkus diabetik dapat memperbaiki proses penyembuhan luka. Hal ini dapat diketahui dari peningkatan pembentukan jaringan epitel dan kolagen yang disertai penurunan jumlah pembuluh darah baru. Perbaikan ini semakin meningkat seiring dengan semakin meningkatnya dosis ektrak etanol binahong yang diberikan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEtanol Binahongen_US
dc.subjectPenyembuhan Lukaen_US
dc.subjectAloksanen_US
dc.titlePENGARUH EKSTRAK ETANOL BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten). Steenis) TERHADAP PROFIL HISTOPATOLOGI PENYEMBUHAN LUKA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSANen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record