UJI AKTIVITAS ANTIPLATELET, ANTIKOAGULAN, DAN TROMBOLISIS EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L) IN VITRO
Abstract
Sistem hemostatis normal penting bagi kehidupan untuk menjaga
keseimbangan faktor trombogenik dan mekanisme proteksi. Trombosis terjadi jika
endotel mengalami kerusakan (misalnya akibat lepasnya suatu plak
aterosklerosis). Trombosis dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke. Pada
tahun 2014 jumlah penderita penyakit jantung di Amerika pada kelompok usia
lebih 20 tahun mencapai lebih dari 80% dari total populasi dan lebih dari 13% dari
total populasi menderita stroke.
Belimbing wuluh merupakan salah satu tanaman yang diduga memiliki
aktivitas antitrombosis yang meliputi antiplatelet, antikoagulan, dan trombolisis.
Aktivitas antiplatelet diduga disebabkan kandungan flavonoid dan alkaloid..
Aktivitas antikoagulan diduda disebabkan kandungan flavonoid dan oksalat.
Sedangkan aktivitas trombolisis diduga disebabkan flavonoid dan alkaloid.
Tujuan penelitian adalah mengetahui aktivitas antiplatelet, antikoagulan,
dan trombolisis dari ekstrak etanol daun belimbing wuluh. Hasil penelitian
diharapkan dapat menambah nilai ekonomi tanaman belimbing wuluh, serta dapat
digunakan sebagai dasar teori bagi penelitian selanjutnya mengenai manfaat
ekstrak daun belimbing wuluh.
Pengujian aktivitas antiplatelet dilakukan dengan mengukur kekeruhan
platelet rich plasma (PRP) sebelum dan sesudah diinduksi dengan adenosine
diphosphate (ADP). Pengujian aktivitas antikoagulan dilakukan dengan
menentukan waktu pembekuan yang meliputi activated partial thromboplastin
time (aPTT), dan prothrombin time (PT). Uji aktivitas trombolisis dilakukan dengan menentukan presentase lisis bekuan. Seluruh hasil pengujian dianalisis
menggunakan One Way Anova dan dilanjutkan dengan uji Least Significantly
Difference (LSD).
Hasil uji aktivitas antiplatelet menunjukkan terjadinya penurunan
persentase agregasi platelet dari kelompok kontrol negatif 61,178 ± 0,470 %.
Pada penambahan ekstrak etanol daun belimbing wuluh 2 mg/mL; 1 mg/mL; 0,5
mg/mL dan 0,25 mg/mL persen agregasinya masing-masing mengalami
penurunan menjadi 13,114 ± 0,9515 %; 19,852 ± 0,469 %; 31,179 ± 0,541 %; dan
42,617 ± 0,479 %.
Pada pengujian aktivitas antikoagulan digunakan ekstrak dengan
konsentrasi yang menunjukkan aktivitas tertinggi pada uji antiplatelet. Hasil
pengujian menunjukkan terjadi perpanjangan PT maupun aPTT. Pada
penambahan ekstrak etanol belimbing wuluh 2 mg/mL nilai PT menjadi 1,47 kali
dan nilai aPTT menjadi 1,24 kali lebih lama dibandingkan dengan kontrol negatif.
Hal tersebut menunjukkan ekstrak etanol daun belimbing wuluh memiliki
aktivitas antikoagulan pada jalur ekstrinsik (perpanjangan PT) dan jalur intrinsik
(perpanjangan aPTT).
Hasil pengujian menujukkan persen lisis bekuan pada kelompok kontrol
negatif adalah 1,8810 ± 0,0815 %, sedangkan pada penambahan ekstrak 0,25
mg/mL; 0,5 mg/mL; 1 mg/mL dan 2 mg/mL terjadi peningkatan berturut-turut
menjadi 6,8289 ± 0,1093%; 10,9566 ± 0,1699 %; 15,7043 ± 0,3192 %; dan
22,7709 ± 0,7532 %.
Berdasarkan hasil pengujian maka dapat disimpulkan ekstrak etanol daun
belimbing wuluh memiliki aktivitas antiplatelet yang ditandai dengan penurunan
persentasi agregasi, memiliki aktivitas antikoagulan yang ditandai dengan
perpanjangan PT dan aPTT serta aktivitas trombolisis yang ditandai dengan
peningkatan persentase lisis. Aktivitas yang memiliki potensi paling tinggi adalah
antiplatelet.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1483]