PERBEDAAN DAYA HAMBAT Bacillus subtilis DAN Pseudomonas fluorescens TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum gloeosporioides PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA TANAMAN KAKAO
Abstract
Colletotrichum gloeosporioides adalah jenis jamur patogen pada tanaman
kakao. Jamur ini menyebabkan penyakit antraknosa. Jamur Colletotrichum
gloeosporioides dapat menyerang daun, buah, dan ranting. Pada daun umumnya
menyerang yang masih muda. Ranting yang daun-daunnya terserang dan gugur dapat
mengalami mati pucuk. Pada buah, umumnya Colletotrichum menyerang buah yang
masih pentil (cherelle) atau buah muda. Selanjutnya buah akan layu, mongering, dan
mengeriput. Serangan pada buah tua akan menyebabkan busuk kering pada ujung
buah. Bakteri dilaporkan mempunyai potensi sebagai antagonis atau agen
pengendali hayati dari jamur patogenik. Contoh dari mikroba antagonis yang telah
terbukti mampu mengendalikan jamur pathogen adalah Bacillus subtilis dan
Pseudomonas fluorescens. Mekanisme kerja P. fluorescens dan B. subtilis dalam
menekan serangan penyakit yaitu dengan cara menginduksi ketahanan tanaman,
menkoloni akar dan menstimulasi pertumbuhan tanaman. Peningkatan keefektifan
dan spektrum pengendalian serta ketahanan agensia hayati di lapang, perlu dilakukan
usaha dalam mengkombinasikan beberapa agen biokontrol yang kompatibel dan
sinergistik (Tjahjono, 2000:3).
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Indonesia dan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas
Jember mulai tanggal 21 November sampai 24 Desember 2011, merupakan penelitian
in vitro yang dilakukan dengan cara mengantagoniskan secara langsung antara bakter
B. subtilis dan P. fluorescens dengan jamur Colletotrichum gloeosporioides. Waktu
yang digunakan untuk penelitian adalah 7 hari, dimana dalam 7 hari tersebut akan
diukur besar persentase penghambatan setiap harinya. Persentase penghambatan
diukur berdasarkan pada Fokkema dan van der Meulen (1976) yaitu dengan
mengukur jari-jari pada kontrol dan jari-jari koloni jamur yang berhadapan dengan
bakteri antagonis. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 3 kali ulangan. Analisis data dengan One-Way ANOVA menggunakan
SPSS, dan untuk menguji perbedaan diantara semua pasangan perlakuan dilanjutkan
dengan uji Duncan dengan α=0,05. Adapun tujuan dari penelitian adalah
menganalisis besar persentase penghambatan Bacillus subtilis dan Pseudomonas
fluorescens dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum gloeosporioides.
Berdasarkan hasil dan analisis yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
Bacillus subtilis lebih efektif daripada Pseudomonas fluorescens dalam menghambat
pertumbuhan jamur Colletotrichum gloeosporioides. Berdasarkan hasil uji ANOVA
(Lampiran B.1) diketahui nilai F hitung untuk penghambatan Bacillus subtilis adalah
62,701, sedangkan nilai F hitung untuk penghambatan Pseudomonas fluorescens
adalah 36,820. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara penghambatan Bacillus subtilis dengan penghambatan
Pseudomonas fluorescens terhadap pertumbuhan jamur Colletotrichum
gloeosporioides.