dc.contributor.author | Pratoko, Dwi Koko; S.Farm., Apt | |
dc.contributor.author | Kristiningrum, Nia; S.Farm., M.Farm., Apt. | |
dc.date.accessioned | 2015-11-26T03:53:52Z | |
dc.date.available | 2015-11-26T03:53:52Z | |
dc.date.issued | 2015-11-26 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/64846 | |
dc.description.abstract | Makanan yang pedas banyak diminati di negara Indonesia, hal inilah yang menyebabkan banyak pohon cabe ditanam di wilayah di Indonesia. Ada sebuah fakta unik di balik sangat digemarinya cabe di Indonesia. Pada beberapa waktu, harga cabe dapat melambung tinggi, namun pada waktu-waktu tertentu harga cabe bisa menurun secara drastis sehingga fluktuasi ini yang menyebakan petani cabe banyak mengalami kerugian.
Salah satu hasil pertanian dari kecamatan Kalisat Kabupaten Jember adalah cabe. Dalam setahun, mereka menanam cabe dan bisa memanen sebanyak 3 hingga 4 kali panen. Hasil panen cabe rata-rata hingga 2,5 ton per hektar sawah untuk sekali panen. Banyak petani menginginkan untuk dapat menyimpan cabe untuk dijual pada saat harga cabe tinggi, tapi tidak tahan lamanya dari cabe itu sendiri yang menjadi kendala. Kendala yang dialami para petani cabe dalam mengolah cabe menjadi lebih awet adalah keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki. Minimnya informasi yang diterima petani, mengenai diversifikasi, dari pemerintah juga menghambat petani untuk melakukan perluasan usaha. Adapun solusi yang ditawarkan kepada kelompok petani cabe di Kalisat berupa pengetahuan, pelatihan dan bimbingan tentang penerapan Ipteks utamanya dalam pengolahan cabe menjadi produk pangan yang tahan lama, bervariasi, memiliki cita rasa yang enak dan juga memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga petani tidak mengalami kerugian saat panen melimpah dan harga jual cabe rendah.. Selain hal tersebut, tim pengusul memberikan peralatan yang bisa dimanfaatkan dalam pengolahan produk dari cabe. Adapun produk yang dihasilkan adalah Abon Cabe dan Cabe Bubuk yang memiliki banyak keunggulan.
Adapun pelaksanaan IbM ini diawali dengan melakukan penyuluhan tentang penerapan ipteks dalam pengolahan cabe dan dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan abon cabe dan cabe bubuk beserta penggunaan peralatan yang menunjang dalam pembuatan dan pengolahan produk serta pengemasannya. Setelah dilakukan pelatihan secara berkesinambungan dilakukan pendampingan pada mitra dalam memproduksi produk serta memasarkan produk.
Hasil utama dari pelaksanaan IbM ini adalah berupa produk olahan dari cabe dimana produk tersebut dapat dilakukan produksi dan pemasaran yang berkesinambungan. Beberapa tolok ukur keberhasilan pelaksanaan IbM ini adalah berdasar kemampuan dari peserta memiliki pengetahuan tentang metode pembuatan abon cabe dan tepung cabe yang higienis, aman dan laku di pasaran; peserta dapat menggunakan peralatan pembuatan dan pengemasan abon cabe dan tepung cabe; peserta diharapkan dapat memproduksi produk olahan cabe tersebut secara mandiri dan berkesinambungan; peserta dapat membuat analisa biaya untuk menentukan nilai jual dari produknya dan memasarkan produk olahan cabe secara luas. Apabila kedepannya produk olahan cabe ini diminati masyarakat luas, maka nantinya mitra kelompok tani dapat mendaftarkan produknya ke dinas kesehatan. | en_US |
dc.description.sponsorship | Ditlitabmas | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.relation.ispartofseries | IbM; | |
dc.subject | IbM Pendanaan 2014 | en_US |
dc.title | IbM Kelompok Petani Cabe Di Kecamatan Kalisat - Jember | en_US |
dc.type | Other | en_US |