PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DEEP DIALOGUE/ CRITICAL THINKING (DD/CT) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI (Siswa Kelas VIII-B Semester Gasal Tahun Pelajaran 2011/2012 SMP Negeri 2 Ledokombo Jember)
Abstract
Masalah umum yang dihadapi guru IPA Biologi di sekolah adalah
kurangnya kemampuan untuk mengembangkan model pembelajaran yang non
konvensional, yang dapat membangkitkan gairah belajar. Berdasarkan hasil observasi
yang dilakukan, mata pelajaran IPA khususnya biologi di SMP Negeri 2 Ledokombo
Jember kelas VIII-B adalah kelas yang pasif dan kurang terampil dalam memecahkan
permasalahan yang diberikan guru berupa LKS, diantara 27 siswa hanya 2 siswa atau
sekitar 7% yang dapat menyelesaikan masalah dari 4 indikator pemecahan masalah
yaitu memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana
dan memeriksa jawaban yang diperoleh. Hasil belajar siswa kelas VIII-B secara
klasikal dikatakan tidak tuntas (rendah) karena yang mendapat nilai > 70 belum
mencapai 75% dan memiliki rata-rata 71, sementara Standar Ketuntasan Minimal
(SKM) yaitu 70. Kelas VIII-B merupakan kelas yang memiliki ulangan harian
terendah dibandingkan Kelas VIII-A yang rata-rata nilainya 73.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
keterampilan pemecahan masalah dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
Biologi menggunakan Model Pembelajaran Deep Dialogue /Critical Thinking
(DD/CT) di kelas VIII-B SMPN 2 Ledokombo.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dilaksanakan
dalam dua tahap, yaitu (a) tahap pendahuluan; dan (b) tahap pelaksanaan tindakan.
Tahap pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan model Deep Dialogue
/Critical Thinking (DD/CT) dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan tes hasil belajar
sebanyak dua kali. Komponen-komponen pokok dalam setiap siklus adalah
perencanaan atau planning, tindakan atau acting, pengamatan atau observing, refleksi
atau reflecting. Keterampilan pemecahan masalah siswa kelas VIII-B SMPN 2 Ledokombo, Jember pada pembelajaran IPA Biologi menggunakan model pembelajaran DD/CT
dari siklus I ke siklus II persentase keterampilan pemecahan masalah meningkat dari
beberapa indikator, yaitu indikator memahami masalah sebesar 66,7%, indikator
menyusun rencana sebesar 25,9%, indikator melaksanakan rencana sebesar 7,4%, dan untuk indikator memeriksa dan menyimpulkan sebesar 29,6%. Rata – rata persentase keterampilan pemecahan masalah siswa pada siklus II adalah 86,1% dengan peningkatan 32,35% dari siklus I..
Hasil belajar siswa kelas VIII-B SMPN 2 Ledokombo, Jember pada
pembelajaran IPA Biologi menggunakan model pembelajaran Deep dialogue/critical
thinking (DD/CT) mengalami peningkatan yang dapat dilihat sebagai berikut: saat
observasi pada tanggal 10 Agustus 2011 dari 5 soal postest bab pertumbuhan dan
perkembangan, diantara 27 siswa, hanya 5 siswa(18%) siswa dapat menjawab 5 soal
dengan benar, 7 siswa(26%) dapat menjawab 3 soal dengan benar, dan 15
siswa(56%) masih kurang tepat dalam menjawab soal yang diberikan. Pada siklus I
persentase ketuntasan hasil belajar dari aspek kognitif sebesar 74,1% dengan rata-rata 70,55, aspek afektif sebesar 92,6% dengan rata-rata 74,88, dan aspek psikomotorik sebesar 77,8% dengan rata-rata 75,23. Untuk siklus II persentase ketuntasan hasil belajar dari aspek kognitif sebesar 85% dengan rata-rata 75,63, aspek afektif 100% dengan rata-rata 77,58, dan aspek psikomotorik sebesar 89% dengan rata-rata 78,01.
Dari siklus I ke siklus II persentase hasil belajar meningkat, untuk aspek kognitif
sebesar 14,8%, aspek afektif sebesar 7,4%, dan aspek psikomotorik sebesar 11,1%.
Jadi hasil belajar pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan dan mencapai
SKM.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Deep
dialogue/critical thinking (DD/CT) dapat meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah dan memenuhi ketuntasan hasil belajar klasikal. Peneliti berharap dari
penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan ini, guru hendaknya selalu melakukan
inovasi dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah
dan hasil belajar siswa.