Show simple item record

dc.contributor.advisorNuri, S.Si., Apt., M.Si
dc.contributor.advisorDiana Holidah, S.F., M.Farm., Apt
dc.contributor.authorYuniarta, Rike
dc.date.accessioned2015-11-19T08:30:11Z
dc.date.available2015-11-19T08:30:11Z
dc.date.issued2015-11-19
dc.identifier.nim082210101051
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/64673
dc.description.abstractDiare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang seperti di Indonesia. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat). Kandungan air tinja dalam kondisi diare lebih banyak dari biasanya yaitu lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Berdasarkan kriteria frekuensinya diare didefinisikan buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah. Salah satu tumbuhan yang memiliki khasiat antidiare adalah wortel, karena wortel memiliki kandungan kimia pektin. Pektin bekerja sebagai adsorben yang mampu menyerap kelebihan air dalam usus, mengurangi laju pencernaan dengan menghentikan komponen makanan didalam usus, sehingga menyebabkan frekuensi defekasi lebih sedikit, konsistensi feses lebih padat, bobot feses lebih kecil. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas anti diare pektin wortel. Isolasi pektin wortel dilakukan dengan metode ekstraksi pada temperatur 100oC selama 60 menit pada keadaan asam (pH = 2). Wortel segar diblender dengan menggunakan aquadest sebanyak 2,5 kali massa wortel dan diatur pHnya hingga mencapai pH 2 dengan menggunakan HCl pekat. Filtrat yang diperoleh dari proses hidrolisis diendapkan selama 24 jam dengan etanol asam. Etanol yang digunakan sebanyak 1,5 kali volume filtrat, serta HCl pekat sebanyak 2 mL per liter etanol. Kemudian dilakukan pencucian untuk mengurangi adanya HCl selama proses pengendapan. Pektin basah dikeringkan dalam desikator sehingga didapatkan pektin kering. Uji antidiare dilakukan dengan metode pola defekasi. Neo Kaolana digunakan sebagai kontrol positif dan aquadest digunakan sebagai kontrol negatif. Dosis pektin wortel 26 mg/kgBB, 52 mg/kgBB dan 104 mg/kgBB. Semua dosis diberikan secara oral. Satu jam setelah perlakuan, semua mencit diberi 0,5 mL Oleum Ricini satu kali secara oral kemudian diamati respon awal mula terjadinya defekasi, frekuensi defekasi, konsistensi feses dan bobot feses setiap 30 menit selama 5 jam. Data hasil uji aktivitas dianalisis menggunakan Mann Whitney untuk onset defekasi dan frekuensi defekasi, sedangkan data bobot feses dianalisis dengan LSD. Hasil analisis menunjukkan dari uji Mann Whitney pada frekuensi defekasi antara kontrol negatif dan kontrol positif, dosis 52 mg/kg BB, 104 mg/kg BB menunjukkan perbedaan yang signifikan, hal ini menunjukkan bahwa Neo Kaolana dan dosis tersebut dapat mencegah terjadinya diare secara signifikan. Untuk uji antara kontrol positif dengan kelompok dosis menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pektin wortel memiliki aktivitas yang sama dengan kontrol positif. Berdasarkan onset defekasi dari uji Mann Whitney pada semua kelompok dosis menunjukkan aktivitas yang tidak berbeda signifikan dengan kontrol negatif. Sedangkan antara kontrol negatif dan kontrol positif menunjukkan perbedaan yang signifikan, hal ini menunjukkan bahwa Neo Kaolana dapat mencegah terjadinya diare secara signifikan. Untuk uji antara kontrol positif dengan kelompok dosis, hanya dosis 104 mg/kg BB yang memiliki aktivitas yang sama dengan kontrol positif. Berdasarkan uji LSD pada bobot feses antara kontrol negatif dan kontrol positif serta kelompok dosis menunjukkan aktivitas yang berbeda signifikan dengan kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa kontrol positif dan dosis dapat mencegah diare. Untuk uji antara kontrol positif dengan kelompok dosis, hanya dosis 52 mg/kg BB yang menunjukkan perbedaan signifikan dengan kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa dosis 26 mg/kg BB dan 104 mg/kg BB memiliki aktivitas yang lebih baik jika dibandingkan dosis 52 mg/kg BB.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectAktivitas Antidiare Pektin Wortelen_US
dc.subjectDaucus carota L.en_US
dc.subjectMencit Jantanen_US
dc.subjectInduksi Oleum Ricinien_US
dc.titleUJI AKTIVITAS ANTIDIARE PEKTIN WORTEL (Daucus carota L.) PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINIen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record