Narasi historis tentang Indonesia kuna sekitar awal Masehi terkait dengan negeri Medang Kamulan sampai sekarang ini masih belum jelas dan cenderung berupa cerita lisan yang disucikan atau mitos. Mitos dalam kehidupan ...

APA kabar sastra di Timur Jawa? Sastra Timur Jawa sih baikbaik saja. Karena masih ada beberapa pegiat sastra, penyair maupun cerpenis, yang gelisah. Sebuah rasa yang telah turuntemurun dibekalkan, baik secara sadar maupun ...

Suatu proses yang tidak dapat dielakkan terjadi dalam ruang apapun yaitu hadirnya transformasi sosio-kultural. Transformasi sosio-kultural itu menjadi satu realitas yang diniscayakan sekaligus menandai adanya perubahan. ...

Animal symbolicum demikian filsuf Ernst Cassirer (1990) menafsirkan kemampuan manusia berpikir secara metaforik-simbolis atau menggunakan lambang-lambang untuk menyatakan gagasannya, baik dalam berkomunikasi dengan ...

Siapa yang telah mencuri mataharinya di ujung subuh? Kabut dan embun pun berteriak luka pada sisa deburan ombak. Yang mengantarkan paginya di keheningan muara-muara mantra. Waktu terhenti dan membatu ketika mata saljunya ...

Sepasang tubuh membayang ditalu okol menimangnya pada kehampaan. Hanya rotan, kembang petetan dan asap dupa menepi menggiring mimpi hingga ke pasar sapi. Ini bukan perkara untung rugi, sebab nanggharuh menjelma bak ...

Sepasang tubuh membayang ditalu okol menimangnya pada kehampaan. Hanya rotan, kembang petetan dan asap dupa menepi menggiring mimpi hingga ke pasar sapi. Ini bukan perkara untung rugi, sebab nanggharuh menjelma bak ...

Bebunga musim merekah pada omprok kencana Sang Dewi menari berpayung agung menimang mantra Danyang yang merebah di bebatuan menjelma resah Jemarinya menyulurkan kembang dermo, pergilah bala! Cermin pun retak dirapal ...

batu Purnama pada tungku pembakaran air mata asap kemenyam menimang sejarah dan abunya menjadi lara nestapa di teduh Akasia, ilalang meniupkan mantra mengiringi pertapa mendaras jalan pulang Aji Saka

Catatan ini dimulai dari pesan bijak seorang penyair berkebangsaan Jerman, Rainer M. Rilke bahwa proses menulis merupakan suatu ritus tak pernah berujung yang memerlukan ketabahan dalam mengasah dan menyelami ceruk kehidupan.