ANALISIS FEMINISME RADIKAL DALAM NOVEL WAJAH SEBUAH VAGINA KARYA NANING PRANOTO
Abstract
Dewasa ini, feminisme kerap menjadi perbincangan yang hangat dalam dunia
sastra. Menurut arti leksikal, feminisme adalah gerakan perempuan yang menuntut
persamaan hak sepenuhnya antara kaum laki-laki dan kaum perempuan (Moeliono
dkk. dalam Sugihastuti dan Suharto, 1988:61). Gerakan Feminisme muncul dari
gerakan emansipasi perempuan, yaitu proses pelepasan diri dari kedudukan sosial
ekonomi yang rendah serta pengekangan hukum yang membatasi kemungkinankemungkinan
untuk berkembang dan melejitkan diri untuk maju (Moeliono dkk.
dalam Sugihastuti dan Suharto, 1988:61–62). Selain itu, pembagian gender antara
laki-laki dan perempuan memberikan dampak yang negatif terhadap perempuan
sehingga menimbulkan ketidakadilan gender pada perempuan. Perempuan dianggap
sebagai makhluk nomor dua dan dipandang rendah sehingga selalu tertindas oleh
kaum laki-laki. Oleh sebab itu, kaum perempuan bergerak untuk mengakhiri
ketertindasannya dari kaum laki-laki dan menuntut persamaan hak dengan laki-laki.
Novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas (Maslikatin,
2007:18). Ukuran luas dilihat dari tema yang kompleks, plot yang kompleks,
karakter kompleks, konflik yang kompleks dan setting yang beragam (Maslikatin,
2007:18). Novel tidak menceritakan seluruh kehidupan tokohnya, tetapi sepenggal
pengalaman hidup tokoh yang kompleks dan genting. Dalam novel tokoh utama
dihadapkan dalam permasalahan yang rumit dan kompleks dan ada tuntutan untuk
menentukan jalan hidup (Maslikatin, 2007:18).
Novel Wajah Sebuah Vagina merupakan salah satu karya Naning Pranoto. Ia
lahir di Yogyakarta, 6 Desember 1957. Pendidikan yang pernah ditempuhnya:
Akademi Sekretaris Santa Maria Yogyakarta (1979), Sekolah Tinggi Publistik
Jakarta (1985), Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional Jakarta (1986),