dc.description.abstract | RINGKASAN
PENGARUH PENAMBAHAN ALPHA HYDROXY ACID TERHADAP LAJU PELEPASAN DAN PENETRASI IN VITRO KAFEIN
SEBAGAI GEL ANTISELULIT
Selulit adalah kondisi lokal pada jaringan lemak dan jaringan ikat subkutan berupa parutan-parutan tidak rata pada kulit yang nampak seperti kulit jeruk yang banyak terjadi pada wanita di bagian-bagian tubuh tertentu misalnya paha, pantat, lengan bagian atas, lutut, leher bagian belakang, dan betis. Pengobatan antiselulit diantaranya dapat dilakukan dengan cara: (1) fisioterapi, (2) pengobatan secara topikal, dan (3) penggunaan obat-obat secara oral. Bahan aktif yang digunakan untuk antiselulit, antara lain: golongan xantin (kafein, aminofilin, teofilin, atau ektrak tumbuhan yang banyak mengandung xantin), retinoid, dan ekstrak tumbuhan. Golongan xantin yang paling banyak digunakan karena bekerja secara langsung pada proses penghancuran jaringan lemak. Salah satu golongan xantin yang efektif sebagai antiselulit adalah kafein.
Bentuk sediaan setengah padat yang dipilih untuk menghantarkan kafein adalah sediaan gel. Gel kafein dengan basis HPMC ditambah dengan Alpha Hydroxy Acid (AHA) yaitu asam sitrat untuk memperbaiki penetrasi kafein ke dalam kulit. Dirancang 4 formula dengan variasi konsentrasi asam sitrat 0; 0,25; 0,5; dan 0,75% untuk mengetahui pengaruh asam sitrat terhadap kecepatan pelepasan dan penetrasi kafein menembus kulit tikus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh AHA terhadap sifat fisiko-kimia gel kafein serta pengaruhnya terhadap kecepatan (fluks) pelepasan dan penetrasi kafein. Pengujian terhadap gel yang dihasilkan meliputi evaluasi sediaan dan pengujian pelepasan dan penetrasi kafein. Evaluasi sediaan meliputi pengujian organoleptis, pH, viskositas, daya sebar, uji sifat alir, dan pengujian homogenitas bahan aktif dalam sediaan. Uji pelepasan dan penetrasi menggunakan alat disolusi tipe paddle dengan sel difusi. Selanjutnya kafein yang terlepas dianalisis dengan spektrofotometer UV-VIS untuk melihat kadar kafein yang terlepas maupun terpenetrasi.
Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa gel kafein yang dihasilkan jernih, dan tidak berwarna. Semua gel memiliki pH, daya sebar, viskositas dan penetapan kadar kafein dalam gel memenuhi persyaratan. Dari pengujian kecepatan pelepasan kafein dari basis gel disimpulkan bahwa dengan penambahan AHA berupa asam sitrat 0,5% dapat memningkatkan fluks pelepasan kafein dari basis gel. Sementara itu semakin tinggi kadar AHA yang ditambahkan maka dapat meningkatkan flus penetrasi kafein melalui kulit tikus. Selanjutnya setelah disimpan selama sebulan dapat diketahui bahwa tidak terjadi perubahan sediaan secara organoleptis dan pH.
Kata Kunci : Kafein, gel, AHA, fluks, selulit | en_US |