Alun-alun Kota: Tentang Ruang Publik, Artikulasi Dan Hibridasi Kebudayaan Kaum Muda Jember
Abstract
Penelitian ini dimaksudkan untuk membahas perkembangan alun-alun Jember sebagai bagian dari perkembangan modernitas dan gerak pembangunan. Secara spesifik penelitian ini akan mendiskusikan tentang bagaimana warga Jember mengartikulasikan praktik kebudayaannya. Penelitian ini menjadi menarik, khususnya pada bagaimana alun-alun kota Jember saat ini tidak dapat dilepaskan sebagai bagian yang dibicarakan dan melekat pada identitas masyarakat Jember, hal ini ditampakan dengan adanya event-event kebudayaan, baik dalam konteks pariwisata ataupun penyelenggaraan kegiatan nasional yang kerap diadakan dan berpusat di alun-alun kota Jember. Sementara disisi lain alun-alun kota, merupakan tempat yang secara teoritik dikonseptualisasikan sebagai ruang publik, disaat bersamaan hal ini dimaksudkan untuk menghadirkan aksesbilitas bagi publik untuk mendapatkan ruang terbuka yang murah, nyaman dan manusiawi. Adanya kapitalisasi publik tampak jelas ditampilkan di dalam dan menyertai artikulasi budaya, terutama pada mereka hendak mendapat akses pada ruang publik. Urgensi dari penelitian ini terletak pada bagaimana ruang publik kota dibicarakan sebagai bagian yang pasif dan dapat dimasuki oleh permodalan, sehingga bentuk artikulasi yang muncul semakin dijauhkan dan menjauh dari akar kebudayaan kota. Disisi lain ketertinggalan dari yang kota dengan yang kampung dan terlebih desa berkonsekwensi pada penjarakan subjek pada karakter kota yang sedang dibentuk. Hal ini kemudian berujung pada mempertontonkan adanya kesadaran modernis yang dipisahkan dengan tradisi yang lokalitas. Melalui penelitian ini, persoalan yang kemudian melekat pada kehadiran subjek dengan formasi kehadiran yang merepresentasikan ideologi yang kosong dan berlompatan pada ruang kekinian, yang secara spesifik kemudian menampilkan lack of subjektivity dan cultural loop. Dalam konteks ruang kultural pada lokalitas postkolonalistik, hal ini menandakan adanya tarikan atau interpelasi subjek yang berada pada ruang lokal untuk menjadi dan sejalan dengan yang global. Tetapi globalitas yang dibanyangkan selalu direpresentasikan oleh ikon metropolistik dan elitis.
Key Word: Cultural Articulation, Politicts of Culture, Identity of The Youth.