dc.description.abstract | Tanaman kopi adalah salah satu komoditi andalan Indonesia yang berkembang cukup pesat. Selain menghasilkan produksi kopi dengan kualitas yang tinggi, kopi juga menghasilkan produk samping berupa limbah. Pemanfaatan limbah kopi yang cukup besar kuantitasnya sangatlah tepat dilakukan saat ini disebabkan ketersediaan energi dari bahan bakan fosil sudah semakin menipis dan semakin mahal karena sebagian sudah harus diimpor dari negara penghasil minyak (OPEC) khususnya negara-negara dari jazirah Arab dan Afrika Utara.
Salah satu sumber gula yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan bioetanol adalah limbah cair hasil pengolahan basah kopi. Limbah cair ini dipilih sebagai bahan dasar pembuatan bioetanol karena: kandungan gula reduksinya yang tinggi, tidak berkompetisi untuk pemanfaatan bahan pangan, dan memiliki jumlah yang melimpah. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan memanfaatkan limbah cair hasil pengolahan basah kopi Arabika menjadi bioetanol, sebagai bahan pencampur bensin, sehingga diharapkan mampu menghemat pemakaian bensin. Perlu diketahui bahwa limbah cair kopi ini sangat mencemari lingkungan apabila dibiarkan tanpa penanganan yang serius. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan sentra kopi Dusun Kluncing, Desa Sukorejo Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso.
Penelitian menggunakan metode fermentasi dengan ragi Saccharomyces cerevisiae, dilakukan dengan memvariasikan waktu fermentasi yaitu 1, 2, dan 3 hari serta penambahan ragi sebanyak 40, 50, 60, 70, dan 80 gram. Limbah hasil fermentasi kemudian didistilasi dan di uji kadar bioetanol menggunakan refraktometer. Selanjutnya konsentrasi bioetanol di analisa menggunakan khromatografi gas. Hasil penelitian menunjukkan pada waktu fermentasi 2 hari dengan jumlah ragi 80 gram menghasilkan bioetanol 90 %.
Pengembangan energi ini sangat penting dan mendesak untuk segera dilakukan guna mencegah adanya masalah dengan bahan bakar minyak yang sangat diperlukan guna mendorong lancarnya perekonomian di Indonesia. Selain itu, agar ketergantungan pada BBM fosil dapat dikurangi dan masyarakat perkebunan yang kaya akan bahan nabati, dapat memproduksi BBM nabati tersebut secara mandiri.
Kata kunci: Biji kopi, limbah cair kopi, bioetanol, Saccharomyces cerevisiae,
energi mandiri | en_US |