MINYAK IKAN LEMURU (SARDINELLA LONGICEPS) MEREGULASI SURVIVAL OSTEOBLAS DAN OSTEOKLAS, EKSPRESI INTEGRIN αvβ3 TULANG ALVEOLARIS SERTA STRUKTUR GIGI PADA TIKUS YANG MENGALAMI INFEKSI PERIODONTAL SELAMA MASA ODONTOGENESIS
Date
2015-07-27Author
Didin Erma Indahyani
Izzata Barid
Ari Tri W. Handayani
Metadata
Show full item recordAbstract
Infeksi periodontal selama odontogenesis mengakibatkan pembentukan gigi dan
erupsinya akan terganggu misalnya gigi mengalami hipoplasi, hipokalsifikasi dan
erupsi prematur, yang mengakibatkan gigi rentan terhadap karies. Docohexasonoic
acid (DHA) dan eicosapentaenoic acid (EPA) diketahui mampu menurunkan mediatormediator
resorpsi tulang yaitu prostaglandin (PGE2) dan sitokin proinflamatori,
sehingga dikatakan mampu meningkatkan pembentukan tulang. Minyak ikan limbah
lemuru, mengandung DHA 8,91% dan EPA 13,70%. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis minyak ikan lemuru terhadap survival osteoblas dan osteoklas,
ekspresi integrin αvβ3 serta struktur gigi pada tikus khususnya selama masa
odontogenesis yang mengalami infeksi periodont. Selain itu penelitian ini juga untuk
menganalisis potensi minyak ikan lemuru dalam menghambat terjadinya hipoplasi
maupun hipokalsifikasi pada gigi tikus. Penelitian ini diharapkan memberi landasan
ilmiah yang kuat mengenai potensi minyak ikan lemuru pada survival osteoblas dan
osteoklas, ekspresi integrin αvβ3 tulang yang berperan penting pada proses remodeling
tulang baik secara normal maupun patologis.
Penelitian ini direncakan selama 2 tahun. Pada tahun I, 3 kelompok tikus
Wistar, jantan, umur 5 hari masing-masing 10 ekor. Kelompok I tikus diinduksi dengan
salin pada buccal fold rahang atas kanan regio molar (sebagai kontrol), kelompok II
tikus diinduksi dengan lipopolisakarida (LPS) pada regio yang sama, untuk terjadinya
infeksi periodontal. Kelompok III diinduksi LPS dan diberi minyak ikan. Masingmasing
kelompok dibagi menjadi 2 sub kelompok untuk di dekapitasi pada umur 13
dan 21 hari. Survival osteoblas dan osteoklas diamati pada apoptosis osteoblas dan
osteoklas dengan DNA nick end labeling of bone sections dan dilakukan pengamatan
berdasarkan indeks hypoplasia and hypocalsification index (HHI) pada struktur
giginya. Pada tahun ke II, dilakukan pengamatan pada ekspresi integrin αvβ3 tulang
alveolaris diamati dengan imunohistokimia (IHC).
Hasil penelitian ini adalah tikus yang yang mengalami infesk periodontal
selama masa odontogenesis terjadi peningkatan survival osteoklas yang signifikan
(p<0,05) dan penurunan survival osteoblas yang signifikan (p<0,05) dibandingkan
kontrol. Hal ini dapat di lihat dengan adanya jumlah osteoklas lebih tinggi, sedangkan osteoblas banyak mengalami apoptosis. Peningkatan survival osteoklas ini
mengakibatkan terjadinya hipoplasi dan hipokalsifikasi benih gigi pada tikus, dengan
skoring mencapai 9, yaitu gigi mengalami hipoplasi dan hipokalsifikasi pada seluruh
permukaan giginya. Minyak ikan lemuru secara signifikan (p<0,05) meningkatkan
survival osteoblas dan melemahkan osteoklas. Apoptosis osteoklas nampak lebih tinggi pada kelompok yang diberi minyak ikan lemuru. Namun begitu akibat gangguan LPS, masih dapat mengakibatkan terjadinya hipoplasi dan hipokalsifikasi pada gigi tikus dengan skoring 5 dan 6, yaitu hipoplasi hanya satu permukaan gigi, bahkan beberapa tikus tidak mengalami gangguan struktur gigi.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah bahwa minyak ikan lemuru dapat
meningkatkan survival osteoblas dengan cara menurunkan apoptosis osteoklas dan
meningkatkan jumlah osteoblas sehingga gangguan struktur gigi yang terjadi yaitu
hipoplasi dan hipoklasifikasi email, dapat di hindari pada tikus yang mengalami infeksi
selama masa odontogenesis.