INFERENSI TITIK-TITIK PADA BIPLOT AMMI MENGGUNAKAN RESAMPLING BOOTSTRAP
Abstract
Program Pemuliaan tanaman pangan yang ada di Indonesia menjadi sangat
penting dibutuhkan karena besarnya sumber daya pertanian dan merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan produktivitas serta kualitasnya. Demi menjamin
tersedianya pangan yang berkualitas perlu dilakukan berbagai penelitian tentang daya
adaptasi berbagai genotipe suatu tanaman pada berbagai kondisi yang tersedia yang
sering dikenal dengan percobaan lokasi ganda. Salah satu metode analisis data
statistik yang dapat diterapkan dalam bidang pertanian adalah analisis Additive Main
Effects and Multiplicative Interaction (AMMI) yang dalam perkembangannya dapat
digunakan untuk mengkaji GEI (Genotypes Environmental Interaction) pada suatu
percobaan lokasi ganda.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan genotipe-genotipe yang stabil
dengan model AMMI namun menggunakan pendekatan metode resampling
bootstrap. Metode ini dilakukan dengan me-resampling ulangan percobaan pada
kasus tanaman pangan padi fungsional sehingga mendapatkan varietas unggul
berdaya hasil tinggi dan dapat diterima konsumen. Penelitian dilakukan dengan tiga
tahapan untuk mendapatkan hasil tersebut, yaitu dengan menerapkan analisis AMMI ,
melakukan pendekatan metode resampling bootstrap dan menghasilkan inferensi
titik-titik dalam bentuk plot daerah kepercayaan ellips. Data yang dipakai merupakan
variabel pengamatan kandungan Fe, Zn, dan pengamatan Yield dari tanaman padi.
Setelah diperoleh sebaran titik-titik inferensi dari masing-masing genotipe
kemudian penentuan kestabilan dilakukan berdasarkan konsep jarak dari sumbu (0,0)
juga menurut daerah kepercayaan ellipsnya. Genotipe yang stabil dari variabel
viii
pengamatan Yield adalah G9 varietas CIHERANG dan genotipe yang tidak stabil
adalah G2 (BP9454F-27-3-2-B), pada variabel pengamatan kandungan Fe genotipe
yang stabil adalah G9 varietas CIHERANG dan genotipe yang tidak stabil G2
(BP9454F-27-3-2-B), untuk tanaman padi dengan kandungan Zn didapatkan genotipe
yang stabil G5 (BP9458F-21-1-4-B) dan yang tidak stabil G3 (BP9474C-1-1-B).
Keseluruhan penentuan kestabilan genotipe juga didasarkan pada besarnya
keragaman Biplot AMMI
tiap-tiap variabel pengamatan. Langkah selanjutnya
dengan membandingkan dari konsep ISA dan memperhatikan daerah kepercayaan
inferensi titik-titik genotipe tersebut. Pada daerah kepercayaan tersebut besarnya
keragaman ditentukan dari batas atas dalam hal ini berupa ellips luar sedangkan
penentuan kestabilan genotipe dilihat dari batas bawah atau ellips dalam yang
mendekat ke titik-titik pusat (0,0). 2
Pada penelitian ini, Biplot AMMI menunjukkan keragaman variabel
pengamatan Yield sebesar 78,3%, Fe sebesar 64,3% dan keragaman terbesar adalah
variabel pengamatan kandungan Zn sebesar 80,0%. Keragaman yang semakin besar
dari Biplot AMMI menunjukkan semakin banyaknya perbedaan dalam penentuan
kestabilan genotipenya. Hal ini semakin memperkuat dugaan penelitian sebelumnya
dari Novianti (2010) dimana upaya inferensi titik-titik Biplot ini akan baik bila
digunakan pada keragaman Biplot AMMI
yang kecil, sehingga hasilnya tidak akan
jauh berbeda dengan Biplot AMMI
22 dan konsep jarak ISA.