ANALISIS KORESPONDENSI SEDERHANA DAN BERGANDA PADA BENCANA ALAM KLIMATOLOGIS DI PULAU JAWA
Abstract
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan selalu dihadapkan dengan berbagai
macam masalah. Masalah merupakan sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan
keinginan atau harapan kita. Banyak cara digunakan untuk menyelesaikan
masalah guna mendapatkan solusi terbaik, salah satunya adalah dengan
mengaplikasikan ilmu matematika. Dalam mengaplikasikan ilmu matematika,
suatu masalah harus diidentifikasi terlebih dahulu agar lebih mudah dalam
menentukan metode dan analisis apa yang harus digunakan untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Pada kenyataannya, data yang sering kita temukan adalah data
yang berbentuk tabel kontingensi yang variabel-variabelnya lebih dari dua dan
berjenis kualitatif, dengan hubungan antar variabel non-linier, tidak ada asumsi
tentang distribusi dan model yang dihipotesiskan sedangkan interpretasinya
dilakukan dengan menganalisis hasil yang berupa grafik, sehingga solusi yang
mungkin adalah dengan menggunakan analisis korespondensi. Analisis
korespondensi merupakan penyajian data secara grafis yang mempunyai beberapa
kelebihan diantaranya dapat menyingkat data dan mudah diinterpretasikan karena
dapat menyederhanakan aspek data dengan menyajikan data secara visual.
Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Pertama menganalisa data
menggunakan analisis korespondensi sederhana (Correspondence Analysis, yang
selanjutnya disingkat CA) dan menginterpretasikan ploting. Tahap kedua yaitu
menganalisa data menggunakan analisis korespondensi berganda (Multiple
Correspondence Analysis, yang selanjutnya disingkat dengan MCA) dan
menginterpretasikan ploting. Data diolah dan diproses dengan menggunakan Program
R 2.12.0. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diambil dari website
vii
www.dibi.bnpb.go.id yang berisi frekuensi bencana alam dan jumlah korban.
Perhitungan dan analisa ini bertujuan untuk mendapatkan daerah bencana alam
klimatologis di Pulau Jawa dan daerah bencana banjir khususnya sehingga dapat
diberikan penanganan kepada sumber daya manusianya (SDM) untuk mengantisipasi
bencana.
Dari hasil CA (pada Lampiran B.1.) yang dilakukan pada frekuensi
kejadian didapatkan informasi bahwa total eigenvalue sebesar 100% dan dengan
dua dimensi (total keragaman dua faktor pertama sebesar 0,095) sudah sangat baik
dalam menjelaskan keragaman data bencana alam klimatologis. Jarak terkecil
antar baris dan kolom adalah sebesar 0,05 yaitu jarak Chi-square banjir dengan
Jawa Timur. Sedangkan ploting CA dari variabel korban tiap bencana dengan
variabel provinsi (Gambar 4.2.) didapatkan informasi bahwa Jawa Barat, DKI
Jakarta, dan Banten memiliki banyak korban akibat banjir. Informasi yang didapat
CA dari jumlah korban tiap bencana adalah bahwa banjir menimbulkan banyak
korban luka-luka, menderita dan mengungsi. Dan dari ploting MCA (Gambar 4.9)
diperoleh informasi bahwa daerah rawan banjir Tangerang memiliki banyak
korban hilang dan meninggal, sedangkan Kerawang, Kota Jakarta Pusat, dan Pati
memiliki banyak korban mengungsi dan menderita akibat banjir.