AKTIVITAS RESEPTOR NMDA SUBUNIT NR2B SETELAH PEMBERIAN MINYAK JAHE (Zingiber officinale) PADA SPINAL CORD MENCIT DENGAN NYERI KRONIK YANG DIINDUKSI DENGAN COMPLETED FREUD'S ADJUVANTS (CFA)
Abstract
Nyeri inflamasi merupakan nyeri spontan dan hipersensitifitas terhadap nyeri sebagai respon terjadinya kerusakan jaringan. Keadaan nyeri inflamasi tanpa pemberian terapi yang tepat dapat menyebabkan nyeri kronik, nyeri yang berlangsung lebih dari enam bulan. Nyeri kronik disebabkan oleh ketidakseimbangan antara aktivitas neurotransmitter eksitatori (NMDA) dan inhibitori (GABA). Penurunan aktivitas reseptor NMDA subunit NR2B merupakan salah satu titik tangkap kerja untuk nyeri kronik. Indonesia terkenal dengan melimpahnya sumber daya alam, salah satunya adalah jahe. Minyak jahe telah banyak diteliti mempunyai aktivitas sebagai antinyeri. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak jahe terhadap aktivitas reseptor NMDA subunit NR2B pada keadaan nyeri kronik akibat inflamasi.
Dua puluh lima mencit terbagi menjadi lima kelompok, yaitu sham, kontrol negatif, minyak jahe dosis 50, 100 dan 200 mg/kgBB. keadaan inflamasi diinduksi oleh injeksi intraplantar CFA (Completed Freud's Adjuvants). Minyak jahe diberikan secara per oral sehari sekali selama tujuh hari, pada hari ketujuh setelah induksi CFA. Waktu ketahanan terhadap stimulus panas diukur pada hari ke 0, 1, 3, 5, 7, 8,10, 12 dan 14 setelah induksi. Tebal plantar diukur pada hari ke 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12 dan 14 setelah induksi. Aktivitas reseptor NMDA subunit NR2B dianalisis dengan imunohistokimia menggunakan antibodi NR2B.
Pemberian minyak jahe meningkatkan waktu ketahanan terhadap stimulus panas secara signifikan dibandingkan kontrol. Aktivitas reseptor NMDA subunit NR2B menurun setelah pemberian minyak jahe dengan dosis 100 mg/kgBB.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian minyak jahe menurunkan aktivitas reseptor NMDA subunit NR2B pada mencit yang mengalami nyeri kronik akibat inflamasi dengan induksi CFA