dc.description.abstract | Konstruksi mitos dan pertambangan tradisioanal di Gunung Manggar sangat menarik
untuk dicermati. Konstruksi mitos dan pertambangan di Gunung Manggar dipandang
sebagai realitas subjektif dan objektif dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Desa
Kesilir. pengetahuan masyarakat tentang mitos dan pertambangan dikonstruksi
melalui tahap dialektis simultan, antara lain externalisasi, objektivasi dan
internalisasi. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana
konstruksi realitas subjektif mitos di Gunung Manggar dan bagaimana realitas
objektif pertambangan tradisional di Gunung Manggar? Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan konstruksi realitas subjektif mitos di Gunung Manggar dan
mendeskripsikan konstruksi realitas objektif pertambangan tradisional di Gunung
Manggar. Penelitian ini dilakukan di Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan Kabupaten
Jember. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. Informan yang dipilih dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Sumber data yang digunakan ialah data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara secara mendalam kepada
informan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui Kantor Desa yang berupa profil
Desa Kesilir dan dokumentasi berupa foto. Hasil penelitian di lapangan, menunjukan
bentuk-bentuk mitos dan reproduksi cerita mistis yang dilakukan oleh Masyarakat
dan para penambang di Gunung Manggar. Konstruksi mitos dan pertambangan
tradisional di Gunung Manggar dijelaskan menggunakan teori Peter L Berger tentang
tiga tahap dialektik simultan. Pada tahap eksternalisasi mitos dan pertambangan
vii
adalah satu realitas yang tidak bisa dipisahkan dari Gunung Manggar. Mitos tetap
direproduksi oleh masyarakat sebelum dan bahkan sesudah adanya pertambangan di
Gunung Manggar. Mitos dan pertambangan di Gunung Manggar telah menjadi
realitas subjektif dan objektif dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Kesilir.
Dalam proses objektivasi, orientasi ekonomi dan pertambangan di Gunung Manggar
menjadi realitas sosial yang nyata dalam kehidupan masyarakat Kesilir. Kebutuhan
ekonomi adalah hasil dari proses ekternalisasi yang telah di objektivasi oleh
masyarakat khususnya penambang tradisional di Gunung Manggar. Orientasi
ekonomi dalam fase objektivasi berdampak terhadap perilaku eksploitatif yang
dilakukan para penambang tradisional, sehingga mengakibatkan kerusakan
lingkungan di Gunung Manggar. Meskipun orientasi okonomi para penambang sudah
tinggi, pertambangan di Gunung Manggar tetap tidak bisa lepas dari mitos yang
sudah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat Desa Kesilir. Dalam proses
internalisasi, mitos digunakan oleh masyarakat sebagai mekanisme pelestarian
lingkungan Gunung Manggar. Pada kajian yang lebih mendalam mitos bagi para
penambang digunakan untuk melindungi kepentingan ekonomi. Mitos digunakan
untuk mengkonstruksi pemikiran orang-orang asing agar takut dan tidak masuk ke
Gunung Manggar. Dalam kesehariannya, para penambang tradisional juga
menggunakan cara-cara mistis seperti meminta bantuan paranormal dan
menggunakan sesaji untuk menentukan lokasi keberadaan emas. Hal ini dilakukan
sebagai bentuk keyakinan terhadap mitos yang ada di Gunung Manggar. Perilaku ini
membuktikan bahwa sesuatu yang sacred (mitos) dan sesuatu yang real (orientasi
ekonomi) membentuk konstruksi sosial | en_US |