dc.description.abstract | Penelitian ini mengembangkan model Analytical Hirarchy Process (AHP) untuk menentukan mutu beras. Penelitian ini dilatarbelakangi karena seringnya terjadi subyektifitas dari para pengambil keputusan pada saat menentukan kualitas mutu beras dari petani pada saat akan menjual hasil panennya ke KUD. Model AHP yang dikembangkan terdiri dari beberapa proses penting antara lain adalah pembobotan kriteria, hubungan antara kriteria yang diperbandingkan kemudian diberi nilai bobot dan standarisasi bobot sesuai dengan Kaidah Pembobotan Indikator (KPI). Hasil peneltian menunjukkan bahwa dengan menggunakan AHP dapat ditentukan standarisasi bobot berdasarkan Kaidah Pembobotan Indikator (KPI) beberapa parameter beras antara lain (a) derajat sosoh = 8,2 %, (b) kadar air = 20,7%, (c) butir kepala = 15,1%, (c) butir patah = 11,1%, (d) butir menir = 8,2%, (e) butir kuning = 4,8%, (f) butir mengapur = 3,1%, (g) benda asing = 2,2 % dan (h) butir gabah = 1,7%. Standarisasi bobot berdasarkan KPI mutu beras pada (a) mutu 1 bobot 50,4%, (b) mutu 2 bobot 26%, (c) mutu 3 bobot 13,4%, (d) mutu 4 bobot 6,8%, (e) mutu 5 bobot 3,4%. | en_US |