dc.description.abstract | Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tahun pertama (2013) dan penelitian yang dilakukan oleh Litbang Deptan (2000), bahwa PDT yang dikembangkan oleh industri gula dalam penelitian ini PG dan petani tebu masih sedikit sekali, bahkan nyaris tidak ada (bagi petani tebu). Padahal jika menilik perkembangan industri PDT di luar negeri, misalnya di Brazil, PDT sudah dikembangkan secra optimal. Salah satunya adalah dijadikan bahan bakar bagi industri otomotis, yang notabene lebih ramah lingkungan, serta oktan yang dihasilkanpun setara dengan oktan pertamax jika di Indonesia.
Hasil penelitian yang dilakukan adalah 1) dari aspek sarana dan prasarana, maka pengolahan PDT harus dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja (nilai bobot 37%); 2) dari aspek teknologi dan inovasi, pangsa pasar memegang peranan penting (33%). Secara implisit masalah dalam menentukan perusahaan mitra yang akan melakukan produksi dalam produk turunan tebu adalah pangsa pasar. Apakah perusahaan dapat menghasilkan suatu produk yang dikehendaki pasar. 3) dari aspek sumberdaya mereka lebih menghendaki adanya jaminan harga input (43%); 4) dari aspek permodalan maka apabila ada pasar yang jelas, maka hal ini dapat dijadikan jaminan bagi investor untuk melakukan penanaman modal (21%); 5) dari aspek tenaga kerja, maka upah yang tinggi akan menarik minat tenaga kerja untuk bekerja di perusahaan produk turunan tebu (bobot 37%).
Ditinjau dari aspek pemasaran maka pembentukan industri kecil dan dikelola oleh kelompok usaha bersama akan membantu meningkatkan nilai tambah produk turunan tebu.
Kata Kunci: PDT, PG Petani Tebu, Para Pakar, AHP | en_US |