TEKNOLOGI PEMBUATAN BRIKET AMPAS TEBU DAN SERBUK GERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN
Date
2015-03Author
Digdo Listyadi Setiawan
Mahros Darsin
Nasrul Ilminnafik
Hary Sutjahjono
Metadata
Show full item recordAbstract
Sampah kebun merupakan sampah organik yang mengandung lignoselulosa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan, rumput, dan jerami (Dewi R.G. and Siagian U., 1992). Jumlah sampah kebun yang melimpah serta penanganannya yang masih sederhana, mendorong timbulnya suatu pemikiran baru untuk meningkatkan nilai gunanya. Komponen lignoselulosa merupakan polimer alami dengan berat molekul tinggi yang kaya energi sehingga jumlah sampah kebun yang banyak ini berpotensi sebagai sumber energi (Winaya, N.I. 2010). Sampah kebun yang digunakan sebagai bahan bakar berupa briket (eko-briket) lebih bersifat ramah lingkungan dibandingkan dengan briket batubara (Syamsiro M dan Saptoadi H. 2007). Akan tetapi, nilai kalor yang terkandung di dalamnya lebih rendah, yaitu hanya sebesar 6.513 KJ/kg, setara dengan 1.563,12 kal/g (Husada, T.I., 2008). Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan nilai kalor yang dihasilkan dengan cara menambah bahan lain yang memiliki nilai kalor tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat briket dari ampas tebu dan sebuk gergajian kayu sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Pada tahun kedua juga dilakukan pembuatan briket seperti pada tahun pertama, namun perbedaannya terletak pada variasi suhu karbonisasi dan kondisi suhu tekan panas yang divariasi pula dan dilanjutkan karaktersasi lebih lanjut terhadap briket tersebut. Pengaruh massa jenis briket terhadap kekuatan mekanik briket. Pengaruh distribusi porositas briket terhadap ukuran pori. Pengaruh suhu karbonisasi dan aktifasi campuran ampas tebu danserbu gergajian terhadap kualitas briket serta lamanya waktu karbonisasi terhadap sifat mekanik briket. Hasil penelitian menunjukkan : a). Pengaruh variasi ukuran partikel mampu meningkatkan kualitas nilai kalor. Semakin kecil ukuran partikel maka nilai kalor akan semakin tinggi. b).Variasi ukuran partikel berpengaruh terhadap laju pembakaran. Semakin kecil ukuran partikel maka laju pembakaran akan semakin melambat. c). Variasi ukuran partikel memberikan pengaruh terhadap ignition time. Semakin kecil ukuran partikel maka ignition time menjadi lebih lama. d). Pengaruh variasi ukuran berpengaruh terhadap waktu pembakaran. Semakin kecil ukuran partikel dapat meningkatkan waktu pembakaran (burning time). e). Nilai kalor dalam penelitian ini berbanding terbalik dengan laju pembakaran. Semakin tinggi nilai kalor briket maka semakin lambat laju pembakarannya. Sedangkan ignition time dalam penelitian ini berbanding lurus dengan burning time. Semakin lama ignition time maka semakin lama burning time, f). Nilai kalor dalam penelitian ini berbanding terbalik dengan ignition time. Sedangkan laju pembakaran dalam penelitian ini berbanding lurus dengan burning time. Semakin lambat laju pembakaran maka burning time semakin lama, g). Variasi temperatur pirolisis yang dilakukan pada penelitian ini hingga temperatur 390ºC, mampu meningkatkan nilai kalor briket arang ampas tebu. Sedangkan proses pirolisis menyebabkan dimensi arang lebih seragam sehingga briket yang terbentuk lebih rapat dan kompak
Keyword : Briket, sifat mekanik, nilai kalor, karbonisasi, ampas tebu dan serbu kayu
Collections
- LRR-Hibah Unggulan PT [103]