PENGARUH VARIASI BAHAN PEMUCAT TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKA, KIMIA, DAN KOMPOSISI MINYAK IKAN HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN
Abstract
Ikan merupakan sumber protein. Oleh karena itu, ikan menjadi komoditas
yang paling banyak dieksploitasi. Seiring dengan perkembangan industri proses
pengolahan ikan, jumlah limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Limbah
tersebut dapat dimanfaatkan kembali apabila mengalami proses pengolahan lebih
lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis dan konsentrasi
bahan pemucat pada proses pemurnian minyak ikan. Pada penelitian ini, limbah yang
digunakan berasal dari limbah pengalengan ikan PT. Maya Muncar, Jawa Timur.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap, tahapan tersebut
adalah karakterisasi minyak dan tahapan pemurnian. Tahapan karakterisasi minyak
yang dilakukan adalah karakteristik fisika, kimia komposisi dan kadar logam keadaan
awal dan setelah pemurnian, karakteristik fisika yang diamati adalah berat jenis dan
titik keruh. Karakteristik kimia yang diamati adalah ALB, bilangan peroksida
bilangan penyabunan, bilangan iod. Komposisi yang diamati adalah asam lemak
jenuh dan tak jenuh dan kandungan logam yang diamati adalah logam Fe, Cu dan
Mn. Tahapan pemurnian meliputi degumming, netralisasi dan bleaching.
Pada tahapan degumming, dilakukan pemisahan pengotor, dilakukan dengan
pemanasan pada suhu 70
o
C dan penambahan air hangat sebanyak 15% dari berat
sampel (limbah). Tahap netralisasi dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah
basa untuk menurunkan kadar asam lemak bebas dengan menggunakan konsentrasi
basa, yaitu 20
o
Be (16,7 gr NaOH/100 mL). Pada tahap bleaching, minyak yang telah
mengalami tahap netralisasi ditambahkan adsorben untuk menjernihkan minyak
dengan tiga perlakuan yaitu jenis adsorben (arang aktif, zeolit dan bleaching earth)
dengan tiga komposisi (1%, 3%, dan 5%) dari berat minyak.
viii
Hasil karakterisasi minyak awal minyak memiliki titik keruh 73
C, kadar asam
lemak bebas 3,51 %, bilangan peroksida 21,3 mg/g, bilangan penyabunan 116, serta
bilangan iod 98,1 Karakteristik fisika minyak ikan setelah pemurnian, mengalami
peningkatan kualitas dibanding karakteristik fisika sebelum pemurnian. Terutama
pada penggunaan zeolit 5 % sebagai bahan pemucat. Titik keruh minyak sebelum
pemurnian adalah 73
ᵒ
C, setelah pemurnian dengan zeolit 5% titik keruh minyak ikan
menjadi 61
0
C. Karakteristik kimia minyak ikan setelah pemurnian mengalami
peningkatan kualitas yang signifikan jika dibandingkan minyak ikan sebelum
dimurnikan. Terutama pada penggunaan zeolit 5% sebagai bahan pemucat, sebelum
dimurnikan bilangan peroksida minyak sebesar 21,3 mg/g, bilangan penyabunan 106
mg/g, bilangan iod 98,1 g/100g, dan kadar asam lemak bebas 3,52 %. Sedangkan
setelah pemurnian dengan penggunaan zeolit 5% sebagai bahan pemucat bilangan
petoksida minyak sebesar 13,0 mg/g, bilangan penyabunan turun menjadi 105,48
mg/g, bilangan iod meningkat menjadi : 122 g/100g, sedangkan kadar asam lemak
bebas turun menjadi : 0,60 %.
Uji komposisi limbah sebelum dan sesudah dimurnikan dilakukan dengan
menggunakan GC-MS, dari kromatogram dapat diketahui bahwa kandungan asam
lemak jenuh limbah 42,76 %, sedangkan asam lemak tak jenuhnya sebesar 19,42 %,
dan setelah dimurnikan asam lemak tak jenuh mengalami peningkatan yaitu sebesar
47,19 %, dan asam lemak jenuhnya turun menjadi 26,44 %. Pemurnian limbah juga
berpengaruh terhadap kandungan logam yang terdapat dalam minyak ikan, yaitu
menurunkan kandungan logan Fe dari 10,612 ppm menjadi 4,379 ppm.