KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IX SMPN 1 RAMBIPUJI KECAMATAN RAMBIPUJI KABUPATEN JEMBER TAHUN AJARAN 2013/2014
Abstract
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas beberapa klausa bebas
(Tarigan, 1984:14). Fakta yang ada, banyak siswa yang dalam menyusun kalimat
majemuk bahasa Indonesia (KMBI) masih menggunakan bahasa ibu mereka masingmasing,
sehingga dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam berbahasa
Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk diadakan penelitian mengenai kemampuan
menyusun KMBI pada siswa.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini yaitu, 1) bagaimanakah kemampuan
menyususn KMBI siswa kelas IX SMPN 1 Rambipuji Kecamatan Rambipuji
Kabupaten Jember berdasarkan status sosial keluarga pegawai, wiraswasta, dan petani,
2) kesalahan apa sajakah yang dilakukan siswa kelas IX SMPN 1 Rambipuji
Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember dalam menyusun KMBI, 3) apa faktor
penyebab tingkat kemampuan menyususn KMBI siswa kelas IX SMPN 1 Rambipuji
Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.
Dalam penelitian ini digunakan tiga tahap penelitian, yaitu: 1) tahap penyediaan
data, 2) tahap analisis data, dan 3) tahap penyajian hasil analisis data. Metode yang
digunakan dalam tahap penyediaan data, yaitu metode simak dan metode cakap.
Metode simak digunakan untuk memperoleh data berupa hasil penyusunan KMBI pada
siswa. Metode cakap digunakan untuk memperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan siswa dalam menyusun KMBI. Tahap yang kedua adalah tahap analisis
data. Analisis data digunakan untuk menganalisis data. Tahap analisis data ada dua,
yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk
menghitung kalimat salah dan kalimat benar dengan menggunakan rumus yang sudah
viii
ditentukan, sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk menafsirkan angka-angka
nilai kemampuan menyusun KMBI. Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah tahap
penyajian analisis data. Metode penyajian hasil analisis data ada dua, yaitu metode
formal dan informal. Metode formal digunakan untuk memaparkan hasil analisis data
dengan cara menghitung klausa salah dan klausa benar, sedangkan metode informal
digunakan untuk memaparkan hasil nilai penyusunan KMBI dalam bentuk tabel.
Hasil penghitungan kemampuan siswa dalam menyusun KMBI pada kelompok
informan anak petani. Dari 525 klausa kalimat majemuk, mereka mampu menyusun
KMBI dengan benar sebanyak 433 klausa, sedangkan kesalahannya sebanyak 92
klausa. Hasil penghitungan kemampuan siswa dalam menyusun KMBI pada kelompok
informan anak wiraswasta. Dari 525 klausa, mereka mampu menyusun KMBI dengan
benar sebanyak 475 klausa, sedangkan kesalahannya sebanyak 50 klausa. Sedangkan
hasil penghitungan siswa dalam meyusun KMBI pada kelompok informan anak
pegawai. Secara keseluruhan, Dari 525 klausa, mereka mampu menyusun KMBI
dengan benar sebanyak 499 kalimat, sedangkan kesalahannya sebayak 26 klausa.
Informan pada kelompok anakpetani kemampuan dalam menyusun KMBI
sebesar 82,4% disebabkan oleh faktor-faktor berikut: 1) kurangnya fasilitas yang
tersedia di rumah; 2) siswa yang tidak pernah menggunakan bahasa Indonesia di luar
sekolah; 3) orang tua yang membiarkan anaknya ketika tidak belajar; 4) ketidaksukaan
siswa pada membaca; 5) ketidaksukaan siswa terhadap matapelajaran Bahasa
Indonesia; dan 6) ketidakpahaman terhadap subjek, predikat, objek, dan keterangan.
Informan pada kelompok anak wiraswasta kemampuan dalam menyusun KMBI
sebesar 90,4% disebabkan oleh faktor-faktor berikut: 1) adanya fasilitas yang tersedia
di rumah; 2) siswa yang jarang memakai bahasa Indonesia di luar sekolah; 3) orang tua
yang memarahi kemudian menyuruh anaknya ketika tidak belajar; 4) kegemaran siswa
pada membaca; 5) kesukaan siswa terhadap matapelajaran Bahasa Indonesia; dan 6)
tingkat pemahaman yang biasa/sedang terhadap subjek, predikat, objek, dan
keterangan. Informan pada kelompok anak pegawai kemampuan dalam menyusun
KMBI sebesar 95% disebabkan oleh faktor-faktor berikut: 1) adanya fasilitas lengkap
ix
yang tersedia di rumah; 2) siswa yang sering memakai bahasa Indonesia di luar
sekolah; 3) orang tua yang memarahi dan menyuruh serta menemani anaknya ketika
tidak belajar; 4) kegemaran siswa pada membaca; 5) kesukaan siswa terhadap
matapelajaran Bahasa Indonesia; dan 6) siswa yang benar-benar paham terhadap
subjek, predikat, objek, dan keterangan.