PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII C SMP NEGERI 13 JEMBER SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015
Abstract
Berpikir mengenai permasalahan-permasalahan matematika secara logis
untuk memperoleh penyelesaian disebut penalaran matematis. Dalam pembelajaran
matematika, kemampuan penalaran matematis berperan baik dalam pemahaman
konsep maupun pemecahan masalah (problem solving).
Berdasarkan dokumen hasil belajar siswa, wawancara dengan guru bidang
studi matematika dan observasi diduga kemampuan penalaran matematis siswa kelas
VIII C SMP Negeri 13 Jember masih rendah. Rendahnya kemampuan penalaran
matematis ini disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran yang monoton
(konvensional) sehingga memungkinkan siswa akan mengantuk dan perhatiannya
kurang karena lebih banyak guru yang aktif daripada siswanya.
Pembelajaran menggunakan model problem based learning merangsang siswa
untuk meningkatkan kemampuan penalarannya. Hal ini dikarenakan PBL merupakan
pembelajaran yang berbasis masalah sehingga menuntut siswa untuk berfikir tingkat
tinggi dengan menggunakan kemampuan penalaran matematisnya. Tujuan yang
ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan dan peningkatan
kemampuan penalaran matematis siswa pada materi Persamaan Garis Lurus setelah
penerapan model Problem Based Learning.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan mengadopsi model
skema Hopkins. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 13 Jember
yang berjumlah 36 siswa. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah
metode observasi, wawancara, angket, tes dan dokumentasi. Analisis data yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data yang akan dianalisis dalam
viii
penelitian ini adalah aktivitas guru, aktivitas siswa, wawancara, angket respon siswa,
dan hasil tes siklus.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan model
problem based learning berjalan dengan baik. Aktifitas siswa yang meliputi orientasi
pada masalah, organisasi untuk belajar, diskusi dalam kerja kelompok, presentasi
hasil diskusi kelompok, serta analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
mengalami peningkatan dari 67,22% pada siklus I menjadi 88,13% pada silus II.
Aktifitas guru juga mengalami peningkatan dari 81,25% pada siklus I menjadi
90,63% pada siklus II. Kemampuan penalaran matematis sebagian besar siswa
meningkat karena penerapan model problem based learning menggunakan soal-soal
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga membuat siswa harus
menggunakan penalaran untuk mengetahui penyelesaiannya. Berdasarkan hasil yang
didapat persentase rata-rata skor tes kemampuan penalaran matematis meningkat dari
62,15% pada siklus I menjadi 74,58% pada siklus II. Dari 36 siswa sebanyak 35
siswa atau 97,22% mengalami peningkatan kemampuan penalaran matematis
berdasarkan hasil tes kemampuan penalaran matematis. Pelaksanaan pembelajaran
dengan model problem based learning masih mengalami kesulitan-kesulitan antara
lain membutuhkan waktu yang lebih banyak dan tidak semua siswa aktif dalam
diskusi. Namun secara umum pembelajaran dengan model problem based learning
lebih membuat siswa tertarik dalam belajar matematika.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning berjalan dengan baik dan lancar karena dapat meningkatkan
kemampuan penalaran matematis siswa terhadap pokok bahasan Persamaan Garis
Lurus sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan guru untuk menerapkan model
pembelajaran ini pada materi yang lain dalam pembelajaran matematika.