MODAL SOSIAL SUKU OSING DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA ADAT KEMIREN DI BANYUWANGI
Abstract
Modal Sosial Suku Osing Dalam Pengembangan Desa Wisata Adat Kemiren
Di Banyuwangi; Naufal Amin, 100910302037; 2015; 102 halaman; Program
Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember.
Pendekatan pengembangan model pariwisata terbaru di bawah naungan
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yakni melihat kembali kearifan
timur. Jenis wisata yang kini banyak diminati oleh para wisatawan berupa wisata
alam pedesaan yang masih terpelihara tradisi dan keaslian budaya masyarakatnya.
Untuk segmen wisata berbasis pedesaan tersebut, di Kabupaten Banyuwangi
khususnya telah ada satu wilayah yang telah ditetapkan sebagai desa wisata yakni
Desa Wisata Adat Kemiren. Aset pariwisata yang menjadi unsur penting dalam
kegiatan operasional Desa Wisata Adat Kemiren yaitu berupa kebudayaan dari
masyarakat baik yang berwujud fisik maupun non fisik. Desa Kemiren di tetapkan
menjadi Desa Wisata pada tahun 1993 dengan tujuan sebagai cagar budaya bagi
keseluruhan hasil kebudayaan masyarakat Suku Osing. Terlebih lagi masuknya
ruh pariwisata dengan desain desa wisata di Desa Kemiren haruslah dapat
memberikan sisi kemanfaatan baik di bidang sosial maupun ekonomi masyarakat
secara berkelanjutan.
Penelitian ini membahas tentang modal sosial Suku Osing dalam
pengembangan desa wisata adat kemiren di Banyuwangi. Dalam penelitian yang
dilakukan di Desa Wisata Adat Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten
Banyuwangi ini, model penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan serta
menganalisis Modal Sosial yang bekerja di masyarakat Suku Osing dalam upaya
pengembangan wisata budaya di desa wisata adat kemiren. Fokus kajiannya akan
membahas sub-sub pokok pembahasan mengenai modal sosial yang potensial
yang dimiliki oleh Suku Osing. Metode pengumpulan data dilakukan melalui
vii
kegiatan observasi, wawancara untuk memperoleh data primer dan dokumentasi
untuk memperoleh data sekuder. Uji keabsahan data dilakukan dengan cara
trianggulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan modal sosial yang
dimiliki warga Desa Kemiren selama ini telah menjadi pijakan dalam upaya
pengembangan wisata adat/budaya Suku Osing. Inti dari operasional Desa Wisata
Adat kemiren adalah peran dan partisipasi aktif dari masyarakat sebagai modal
utamanya. Semangat kebersamaan yang terbangun dalam kegiatan pengembangan
wisata budaya selama ini tercipta dari adanya elemen kepercayaan yang terjalin
antara warga satu sama lain. Adanya modal sosial yang berbentuk kepercayaan
juga ditopang oleh keberadaan organisasi komunitas lokal sebagai perwujudan
adanya jaringan sosial dalam struktur sosial masyarakat. Selain itu adanya normanorma
setempat berperan penting dalam menjaga semangat dan integritas dalam
upaya pengembangan wisata budaya. Payung hukum berbentuk norma-norma adat
bekerja secara linier dalam pertalian sosial antar anggota komunitas Suku Osing
untuk mewujudkan cita-cita bersama. Semua itu bekerja saling interdependensi
dalam sistem sosial sehari-hari. Dan sebagai pelumas dari aspek-aspek modal
sosial tersebut yakni adanya nilai-nilai yang mereka percayai dan anut bersama.